Selasa, 10 November 2009

Sakit Kepala Terpicu Pelebaran Pembuluh Darah

Tak sedikit yang menyebut bahwa migrain dipicu oleh beberapa jenis makanan. Kalau makan keju, misalnya satu sisi kepala langsung sakit. Benarkah?
Menurut dr Koemalawati Widjaja SpS, ada beberapa penyebab migrain. Faktor luar, antara lain, masalah psikis, makanan, sengatan sinar matahari, dan pengaruh lingkungan. ’’Makanan penyebab migrain terutama yang menggunakan MSG (monosodium glutamate), bahan pengawet, alkohol, keju, cokelat, dan pisang. Sedangkan, faktor lingkungan meliputi bau tak sedap, suara terlalu keras, maupun bau minyak wangi yang menyengat,’’ katanya.
Ada pula faktor intrinsik pencetus migrain. Yakni, pengaruh hormonal. Salah satunya mengalami nyeri kepala menjelang menstruasi atau mendekati menopause. Konsumsi pil konstrasepsi, bagi sebagian wanita, memicu migrain. ’’Karena faktor tersebut, penderita migrain kebanyakan wanita. Perbandingan dengan pria 2:1,’’ terang spesialis saraf RS Spesialis Husada Utama Surabaya itu.
Migrain, lanjut Koemala, adalah kelainan neurovascular (pembuluh darah otak) yang berkaitan dengan aktivitas serotonin (salah satu bahan kimia alami tubuh). Stres, kurang tidur, dan faktor lain merangsang serotonin sehingga pembuluh darah di otak melebar. ’’Kondisi inilah yang menimbulkan rasa nyeri di kepala,’’tambahnya.
Kondisi itu tergolong nyeri kepala primer. Keluhan yang timbul biasanya nyeri hebat yang menyerang salah satu sisi kepala, berdenyut-denyut, disertai mual-muntah. Penderita sering tidak bisa melakukan pekerjaan sehari-hari. Umumnya, lanjut dia, nyeri yang diderita berlangsung empat jam, kadang-kadang hingga sepekan. Frekuensi gangguan dua sampai empat kali dalam sebulan.
Untuk mendeteksi migrain, ada beberapa fase. Pertama, fase prodromal yang biasanya timbul beberapa jam atau sehari sebelum nyeri. Fase itu ditandai perubahan emosi dan nafsu makan. Tak tahan cahaya, suara keras, rasa tidak enak badan, capai, dan selalu ingin menguap.
Kedua, fase aura. Untuk aura visual, kadangkala penderita sejenak kehilangan penglihatan. Atau, gangguan lapang pandang, dirasakan ada sesuatu yang berkilauan. Untuk aura rasa, penderita merasakan sesuatu yang sulit diungkapkan.
Bolehkah pasien minum obat sakit kepala? Koemala mengatakan boleh. Namun, bila cara tersebut tak berhasil, segera berobat ke dokter. ’’Dokter akan mencari tahu penyebab migrain,’’ucapnya. Terapi lain yang ikut menunjang untuk mengurangi keluhan, antara lain, pijat maupun akupunktur. Pasien disarankan memperbanyak istirahat dan menghindari faktor pencetus migrain. (ai/nda)



1 komentar: