VALENTINE UNTUK RATNA
***
Hore……………………………………….
Selamat ya!
Selamat juga ya!
Akhirnya pejuangan kita selama tiga tahun tidak sia-sia.
Hore………………………………………
Suara gaduh terdengar dari SMA Tunas Harapan, dimana pada hari itu bertepatan dengan hari kelulusan bagi anak2 SMA yang telah menempuh Ujian kurang lebih selama 1 minggu.diantara mereka ada yang tertawa karena telah lulus dengan hasil yang memuaskan, ada juga yang tertawa karena sebentar lagi akan memasuki gerbang kuliah, ada yang kecewa karena tidak mendapatkan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan, dan yang paling menyedihkan yaitu ada yang menangis karena tidak lulus Ujian. beragam macam unek-unek yang mereka keluarkan pada saat itu.
“hai………..bengong mulu kamu dari tadi, mikirin apaan seh? Kamu lulus kan?” Suara Rini membuyarkan lamunan Ratna. Ditengah-tengah kesibukan para guru, murid dan wali murid yang berada di SMA Tunas Harapan.
“hai……….kamu dari tadi disitu ya? Kok aku gak tahu seh?” Tanya Ratna tanpa menjawab pertanyaan dari sahabatnya yang telah menemaninya dalam suka dan duka sejak mereka kenal selama duduk dibangku Sekolah Menengah Atas ini.
“ewalah ini anak, ditanya kok malah balik nanya seh?” lagian ni ya, gimana kamu bisa tahu, orang dari tadi tu kamu melamun mulu kerjaan. Eh lo’ boleh tahu melamunin pa’an she?hayo…..jangan-jangan kamu melamun pengen cepat-cepat nikah ya? Hayo……..ngaku ja! Ma aku ini gak usah malu, aku janji deh gak bakalan crita ma sapa-sapa, key!”.
Duch Rini ku sayang……….gak mungkinlah. Nikah? Jauh X…….lagian ma sapa juga aku harus nikah, ma kambing?”
“Embek donk??? He2………………”
“Rini……………………….” Ratna pun berlari mengejar Rini yang telah lari duluan karena ia tahu bahwa temannya yang satu ini paling doyan buat bentol-bentol merah di tangan.
Gedebruk………………………….”aw…….., duch lo’ jalan tu liat-liat donk, jangan asal aja!” cerca Ratna tanpa memperhatikan siapa orang yang telah bertabrakan dengannya.
“Duch ma’af ya Na! habis kamu larinya ngebut banget she jadi kamu gak liat deh lo’ aku ada dipertigaan dan mo belok” sergah cowok yang bertabrakan dengan Ratna. Dan begitu Ratna menoleh kearah sumber suara tersebut Ratna kaget, karena cowok yang barusan bertabrakan dengannya adalah mantan kekasihnya sewaktu dia masih duduk di bangku kelas dua.
“Ega? Kamu……………?”kata Ratna tanpa melanjutkan kata-katanya.
“hai…….pa kabar? Ohya selamat ya atas kelulusannnya”. Sapa Ega.
“Alhamdulilah kabar baik, and aku juga lulus, yach……walaupun gak bisa jadi juara kayak Dinda,he2……. kamu Ndri lulus kan?”
“alhamdulilah……, ohya dengar-dengar kamu mo mlanjutkan kuliah ya? Dimana?”
“ insyaallah lo’ da biaya, aku sendiri juga masih bingung she lo ditanyain mo kuliah dimana”
“emang kenapa kok bisa bingung? Takut berjauhan ama ortu ya? Or jangan-jangan takut berjauhan ama cowok nya?”
“Kamu apa’an she……..sekolah ja baru kelar”
“Emang knapa lo’ sekolah sambil pacaran gak salah kan?”
“Eh…….iya she tapi………………..” sebelum Ratna sempat melanjutkan kata-katanya, tiba- tiba Dinda, Rini, dan Anggi datang.
“Hayo…………… gi pada ngapain?” Tanya Anggi dengan penuh kecurigaan.
“gak da apa-apa kok” jawab Ratna singkat.
“Lo’ gak da apa-apa terus ngapain kalian ada disini, berdua lagi?” tambah Dinda.
“ih…………kalian apa-apaan she, orang kami ketemu juga gak sengaja kok” jawab Ratna dengan penuh kesal.
“Iya gak sengaja tapi Ngarep kan? Hayo Ngaku…………….!!!!!! Goda Dinda.
Kali ini yang angkat suara Ega, karena dia sempat melihat rona merah diwajah Ratna,” iya kok kami ketemu disini tu tanpa sengaja, kalian ni jangan Lebai deh! He2………..yaudah ya aku mo ketemu sama pak Mul dulu, ada perlu bentar. Ohya satu lagi, jangan terus-terusan ngongekin Nana Ntar dia nangis, kalian juga yang repot Ntar. See U semuanya” Ega pun meninggalkan mereka tanpa memperhatikan raut wajah Ratna yang semakin merah. Dan begitu Ega sudah tidak kelihatan, Ratna memberikan serangan mautnya kepada teman-temanya. Mereka dihadiahi bertubi-tubi cubitan oleh Ratna, Hingga mereka kesakitan. Mereka bercanda, tertawa, seperti tidak ada beban, mereka menuju kantor guru dan menyalami guru-guru yang ada disana serta mengucapkan terima kasih karena telah mendidik mereka dengan penuh kasih sayang. Setelah itu mereka bercampur dengan teman-teman mereka yang lain, mereka saling mengucapkan selamat satu sama lain dan mengucapkan selamat berpisah serta mengucapkan syukur karena mereka telah lulus.
***
“Assalamualaikum…………………..”
“Waalaikumsalam………………….., udah pulang sayang? Lho kok gak bareng ma Ayah?” sambut ibu nya Ratna begitu tahu anak Gadisnya telah kembali.
“Emang Ayah belum pulang bu’?
“Belum, tadi she Ayah bilang mo beli Sesuatu buat adikmu, soalnya adikmu dapat Juara satu”.
”Ohya bu’? sekarang Ajeng mana?”
“Ada tuch…….gi Nonton Tv Ma Jo?” Ratna pun langsung menemui adiknya yang sedang nonton Tv, dan langsung memberikan sebuah ciuman.” Selamat ya sayang, ohya mo minta hadiah apa ama mba’?”
“Emang mba punya duit buat beli’in Ajeng hadiah?” sahut Ajeng
“yach…….lo’cuma beli’in kamu sandal jepit she mba ada,he2………tapi kamu juga musti beli’in mba hadiah karena mba juga lulus! Gimana?”
“Emang mba dapat juara?”
“Yach……..juara she gak tapi seEnggaknya mba lulus, tu dah jadi kebanggaan sendiri lho, karena masih banyak teman-teman mba’ yang tidak lulus”.
“wah lo’ gitu selamat ya Na?” ucap Jo yang sedari tadi Cuma diam.
“Thank’s ya Jo, Ohya BTW kamu kapan datang? Kok gak bilang-bilang dulu she, kan aku bisa siapin kamu makanan yang enak-enak,he2………” kekeh Ratna
“Emang mulai kapan kamu bisa masak?” Ledek Jo
“halo semuanya…lihat neh apa yang ayah bawa, ni ayah beliin sesuatu buat Ajeng pasti kamu suka! Dan ini buat Nana!” Ayah Ratna memberikan hadiah tersebut kepada kedua anaknya.Ratna dan adiknya menerima hadiah tersebut dengan gembira. Setelah makan malam selesai, keluarga Ratna duduk-duduk santai sambil nonton Tv. Sedangkan Ratna membantu ibunya membereskan sisa makan malam tadi. Tak lama kemudian ibu Ratna menyusul Ayah Ratna menonton Tv. “lho bu’ Nana mana?” Tanya ayah Ratna. “Tadi she katanya mo buat minum tapi gak tahu kok lama bener” sahut ibu Ratna. Tak lama kemudian Ratna datang dengan membawa minuman dan beberapa kue yang sudah ia tata dengan rapi ditempatnya. “tarat………..Iam Coming” kemudian ia meletakan minuman & makanan tersebut diMeja, yang langsung disambet sama Jo. “ohya Na, kamu mo mlanjutkan dimana?” Tanya Jo setelah ia menghabiskan makanan yang ada dimulutnya.”gak tahu tuch, Big boss yum kasih Singnal”. Jawab Ratna tanpa memandang kearah ayahnya. “yach lo’ ayah terserah kamu Na mo nya dimana?” akhirnya Ayah Ratna angkat bicara. “om gimana lo’ Nana ikut Jo keJakarta, disana kan banyak Universitas yang kualitasnya gak jauh beda sama yang diluar negeri, masalah Nana, om gak usah kuatir, biar jo yang jaga Nana disana, Sekalian biar ada yang masakin Jo and ada yang ngurus rumah,he2….”.
“Enak aja, Emang dikira Nana ini pembantu?” jawab Ratna sewot.
“ Wah lo’ pembantu masih mending di kasih Gaji, lha kalo kamu? Pembantu tanpa Gaji,he2…”
“Ayah…..” Ratna mengadu pada ayahnya.
“ Emang kamu tu pengan kuliah dimana?” Tanya ayahnya
“ Nana gak pengen kemana-mana yah, Nana pengen kuliah disini ja biar bisa kumpul-kumpul terus kayak gini”
“Na…. apa kamu gak pengen keluar kota kayak temen-temen kamu yang laen? Ibu dengar Anggi Mau melanjutkan kuliah dibandung.” Ibu Ratna memberinya nasehat.
“ Emang boleh yah?” Tanya Ratna manja.
“Yach….Lo’ ayah she terserah kamu ja tapi ayah pesan, kamu bisa jaga diri kamu baik-baik.”
“ ok boss, tapi kayaknya Nana ikut Jo aja deh Yah biar bisa ketemu sama Ferri Rotinsulu and Vino G Bastian,he2….”
“Hu……..Dasar anak sedeng, kamu disana mau kuliah or cari cowok she?” timpal jo
“Lho kan gak da salahnya tuch, siapa tahu ja disana selain kuliah lancar juga bisa dapat cowok apalagi cowoknya kayak Ferri and Vino, siapa she yang gak pengen, kan syah-syah aj tuch”.
“iya, syah-she syah tapi apa mungkin mereka tu mau sama kamu?”
“ kok kamu gitu she Jo? Bukanya doain kok malah………….” Belum sempat Ratna melanjutkan kata-katanya ayahnya sudah memotong.
“Udah-udah!!! Kalau diterusin yang ada entar malah bertengkar kayak yang sudah-sudah”. “yaudah kalau keputusan kamu sudah bulat besok kamu sama ibu cari barang-barang buat keperluan disana!” pagi harinya Ratna beserta ibunya pergi ke sebuah Mall untuk mencari barang-barang buat keperluan Ratna DiJakarta. Setelah selesai Ratna mengajak ibu nya ke KFC.sesampainya disana ternyata keadaanya sangat ramai sehingga untuk memesan saja harus mengantri panjang seperti gerbong rel kereta api. Diantara desakan-desakan para pengantri yang lain Ratna berusaha untuk tetap tenang, hingga sampai pada gilirannya. Setelah ia mendapatkan pesanannya dan berkehendak menuju tempat dimana ibunya sudah menunggunya, tiba-tiba dari arah belakang ada seseorang yang menabrakya karena berjalan terlalu tergesa-gesa. “aduch………Tiati donk lo’ jalan! Jadi tumpah kan makanannya, mana ngenain baju lagi, lo jalan pake mata donk!!!” cerocos Ratna tanpa memperdulikan siapa yang telah menabraknya. “duch…..maaf mba’! Aku gak sengaja soalnya aku harus Extra cepat” jawab orang tersebut. Kemudian Ratna menoleh, dia tercengang karena orang yang menabraknya adalah seorang pria yang sangat ganteng, tubuhnya sangat atletis, mukanya pun bersih tanpa jerawat, PERFECT.
Tapi Ratna tidak mau terpengaruh oleh semua apa yang telah ia lihat, fikirannya hanya dipenuhi oleh kejengkelan. “makanya Lo’ jalan tu liat-liat, Masa bodo amat mo kamu tergesa-gasa mo gak itu bukan urusan aku,yang jelas kamu dah buat makanan ku dah gak bisa dimakan lagi dan buat baju kotor” Rupanya Ratna tidak mau menerima permintaan maaf lelaki tersebut.
“Yaudah sekarang begini Ja, gimana kalo aku ganti, ini uang buat beli pesenan kamu yang udah tumpah, and masalah baju kamu yang kotor aku bener-bener minta maaf key”
“heh……kamu fikir semua itu bisa kamu selesaikan pakai uang?”
“ya terus mau kamu apa?”
“mau aku? aku pengen kamu cepat-cepat pergi dari hadapanku, lagian aku juga sudah gak da selera lagi buat makan”. Ratna pun meninggalkan Lelaki tersebut tanpa menoleh kearah lelaki itu. Sesampainya ditempat ibu nya dimana telah menunggunya kaget karena Ratna datang tanpa membawa apa-apa, dan ini menyebabkan ibu nya harus bertanya.
“na, kok gak bawa apa-apa?”
“gak jadi, dah gak laper”.
“tapi ibu laper Na”
“Yaudahlah……Ntar Nana masakin deh sesampainya diRumah, yuck sekarang kita pulang!” akhirnya Ratna beserta ibunya pun meninggalkan tempat tersebut. Sesampainya dirumah Ratna meletakkan belanjaanya diMeja dan langsung menuju dapur untuk menyiapkan makan buat ibunya, namun ibunya melarang, sepertinya ibunya tahu bagaimana perasaan anaknya saat ini. “Na kalau Capek kamu istirahat Ja!” perintah ibunya. “ iya bu’ nana pamit istirahat dulu ya!. Akhirnya Ratna meninggalkan ibu nya sendirian. Sesampainya dikamar Ratna berfikir dan menyesali kenapa tadi gak sempat Tanya nama plus no hp nya, “duch…..aku ini kenapa she kok malah ngebayangin dia” Ratna baru menyadari kalau lelaki yang menabraknya adalah sosok lelaki yang Perfect. Sore harinnya Ratna terbangun karena suara ketukan pintu dari kamarnya, begitu Ratna membuka pintu ternyata Jo sudah berada tepat didepannya. “Selamat sore nona manis, duch…..pasti capek sekali ya sampai-sampai jam segini baru bangun” sapa jo setelah pintu dibuka oleh Ratna.” Iya neh Capek bener……..”
“Yaudah mending sekarang kamu mandi! Kami semua sudah menunggu kamu untuk makan, key” Jo pun meninggalkan Ratna dikamarnya. Setelah mandi Ratna menuju ruang makan dan makan bersama keluargannya.
***
Setelah mengurus segala keperluan Untuk tinggal dan kuliah di Jakarta, akhirnya Ratna dan Jo berpamitan dengan keluarganya. “Na kamu disana Jaga diri baik-baik dan Hati-hati, Jangan lupa sholat! Terus kalau ada apa-apa kamu minta tolong aja sama Jo! Ya Jo ya!”
” Iya om” jawab Jo. Om dan bibi Jangan terlalu cemas! Nana disana biar Jo yang Jagain, lagian ratna kan adiknya Jo juga”.
“makasih Ya Jo! Ohya salam Ja buat mama sama papa kamu kalau pas main Jakarta ya! Dan kamu Ratna, disana kamu harus hati-hati! Dan inget semua pesan ibu semalam”. pesan Ibu nya pada Ratna dan jo.
“duch…….ibu, iya-iya. Ratna bakalan inget sama pesan ayah sama ibu, ibu dan ayah jangan terlalu mengkuatirkan Nana! Lagian Kakakku yang Satu ini pasti akan selalu ada buat aku, ya gak?” tanya Ratna pada Jo. “siap Non putri” Jawab Jo singkat. Jo adalah sepupu Ratna ia anak dari kakaknya Ayahnya Ratna, tapi walaupun Ratna bukan adik kandungnya, Jo sangat menyayanginya seperti adik kandungnya sendiri. Jo lebih suka pulang keJogja ditempat neneknya atau ketempat keluarga Ratna jika liburan semester usai karena jika dia pulang ke Surabaya diRumahnya ia Jarang menemukan kebahagiaan seperti yang ia dapatkan ditempatnya Ratna atau neneknya karena Orang tuanya sangat sibuk dengan bisnisnya masing-masing. Sementara kakak-kakaknya telah menikah dan memilih untuk tidak tinggal dirumah orang tuanya sendiri, mereka lebih suka tinggal dirumah mereka sendiri, kebetulan mereka sudah mempunyai rumah masing-masing. Sedangkan dia tidak mempunyai adik karena ia adalah anak terakhir, dia hanya punya dua kakak cewek dan satu kakak cowok oleh karena itu ia sangat sayang terhadap Ratna dan Ajeng. Setelah selesai berpamitan kepada orang tuanya Ratna memeluk adiknya dan berkata “ Dek, kamu baik-baik ya dirumah! Jangan nakal, dan jangan buat ibu sama ayah cemas, kalau pengen pergi kemana-mana pamit dulu! Dan satu lagi, belajar yang rajin Ya”
“iya mba’, mba’ disana juga harus hati-hati ya!”
“ kalau kangen sama mba’, telepon ja ya! Key”
“key”
Setelah itu dan setelah Jo selesai berpamitan Ratna dan Jo menuju bus dimana akan mengantarkan mereka ke Jakarta. Setelah mendapatkan kursi tempat duduk, Ratna langsung mengambil Handphone dan Headset nya kemudian memakainya dan mengambil posisi yang enak buat tidur. Selama perjalanan Ratna menghabiskan waktunya buat tidur. Setelah sampai keterminal jo membangunkan Ratna dan bergegas meninggalkan tempat tersebut dan menuju angkutan kota untuk mengantarkannya keRumahnya, di Jakarta Jo menempati rumah orang tuanya dulu sebelum orangtuanya pindah ke Surabaya karena pekerjaannya. Setelah sampai dirumahnya Jo menunjukan kamar buat Ratna, Ratna mendapatkan kamar yang kebetulan berada dilantai dua sedangkan jo menempati kamar utama yang berada dilantai satu. Setelah memasukan semua baju dan peralatan yang lain ke tempatnya masing-masing Ratna pun menjumpai Jo di Kamarnya. “kak, warung terdekat disini dimana ya?” tanyanya setelah berada dikamar Jo. “Emang kenapa?”
“Nana lupa gak bawa…..bawa….”
“bawa apa’an? Kali aja kakak punya”
“itu………..”
“itu apaan? Don’t make me Confused deh!”
“eeeeeeeeeeee, itu……..Pemmmmmmm”
“pemmmmmmmmmm??????????”
“pembalut” akhirnya Ratna mengeluarkan kata-kat tersebut.
“owalah………..kirain kakak apa’an, yaudah bentar lagi kakak anter ke mini market, tapi sekarang kakak musti beres-beres dulu coz kamar kakak berantakan”
“mau Nana Bantu?’
“gak usah, bentar lagi juga selesai, sekarang kamu tunggu kakak diRuang tengah ja sambil nonton Tv biar gak bosen!”
“okey deh, nana tunggu ya” setelah beberapa saat.
“yuck!” ajak Jo pada Ratna. Akhirnya mereka pergi ke mini market terdekat menggunakan Tiger Kesayangan Jo, pemberian ayahnya sewaktu ia ulang tahun, dua tahun yang lalu. Sesampainya dimini market Ratna mencari keperluannya, dan jo menunggu Ratna sambil menyeruput sebotol minuman Coca-cola digenggamannya. “Jo? Ngapai kamu disini?” tanya seseorang pada Jo
“lho…..kamu cell, sama siapa kamu?”
“sendirian, kamu sendiri disini ngapain?”
“nungguin adikku”
“adik? Mulai kapan kamu punya adik? Hayo…….gebetan baru ya? Kok gak dikenalin ke aku she?”
“kamu mau? Yaudah ntar kamu aku kenalin lo’ mau” setelah beberapa saat kemudian.
“Kak……ayuck!”
“yuck, ohya kenalin ni temen kakak!”
“hai……..aku Marcell, kamu?” begitu mereka saling pandang,
“kamu????????” Tanya Ratna
“Kamu, bukannya yang waktu itu?”
“loh…….kalian sudah kenal? Sela Jo ditengah-tengah keterkejutan mereka.
“ jadi ini adik kamu jo?”
“ iya, ini sepupu ku, asli orang jogja”
“oh…………”
“kalian sudah saling kenal?”
“waktu aku berlibur ketempat nenek dijogja, aku sempat menumpahkan makannya sewaktu di KFC”
“oh……pantes” Jo melirik kearah Ratna sambil senyum-senyum. Ratna yang mengetahui akan kenakalan kakak sepupunya langsung memberikan cubitan termahalnya sampai Jo harus meringis. “Eitzzz kamu kJogja kok gak bilang-bilang she? Kan kita bisa ketemuan disana!” Jo melanjutkan kata-katanya. Ratna membalas uluran tangan Marcell dan mereka saling menyebutkan nama masing-masing. Setelah itu Ratna mengajak Jo untuk segera pulang.” Kak pulang yuck! Ratna dah capek neh….tadi yum sempat istirahat” Ajak Ratna manja.
“Yaudah yuck! Ohya cell kami pulang dulu ya! Ohya satu lagi masalah yang kemaren jangan bilang ke anak-anak ya!”
“okey bos”.
***
Setelah mengurus pendaftaran dan Administrasi Ratna yang ditemani oleh Jo hendak pergi kekantin, Namun tiba-tiba ada suara dari belakang yang memanggil Jo, begitu Jo menoleh ia mendapati Marcell dan ketiga temannya. Maccell dan teman-temannya pun menghampiri Jo. “Hai…….Jo mo kemana neh! Buru-buru amat, bukanya pendaftaranya sudah kelar? Hei…Ratna, apa kabar? Oh…….Jadi kamu daftar disini Juga tach?” Tanya Marcell kepad Ratna dan Jo.
“Iya, Ratna sengaja aku daftarin kesini kali aja dia lulus seleksi, sekalian biar enak Ngawasinnya” jawab Jo
“ Ohaya Jo, kamu tega banget lho punya adek cantik gak dikenallin ke kita-kita?! Tanya salah satu teman Marcell.
“ Oh….Jadi kalian pengen aku kenalin ke adekku? Tapi bukannya biasanya gak pake dikenalin sudah nyelonong kenalan duluan?” Canda Jo
“Wah kalau kali ini lain Jo, soalnya dia kan adek kamu so mana mungkin kami menyamakan dia sama cewek-cewek yang lain” Jawab teman yang satunya.
“Emang apa bedanya?” Celetuk Ratna yang sedari tadi Cuma diam.
“duch…….Jo ternyata adek kamu yang satu ini gak suka dengan cara bercanda kita ya?”
“ Duch……kalian belum tahu aja adek ku kalau sudah bercanda, bisa bikin perut mules,he2……..” Jawab Jo dengan tertawanya yang khas.
“ Emang adek kamu Cabe, bisa bikin perut mules?” Tanya teman yang satunya lagi.
“ Yaudah………sekarang kenalan!” Jo pun mengenalkan adiknya dengan teman-temannya. Setelah saling berkenalan akhirnya mereka pun menuju kantin bersama-sama. Sesampainya dikantin jo dan Marcell memesan makanan untuk mereka berenem.
“ Ohya tuan putri ini pesanan anda telah kami antarkan” kata marcell sembari meletakkan pesanan Ratna bak seorang putri.
“Makasih…….” Jawad Ratna.
“Ohya Na…….Ngomong-ngomong kamu kenapa ingin kuliah disini, bukannya Jogja punya Universitas yang bagus?” Tanya Diki salah satu teman Jo dan marcell.
“ pengen aja” jawab Ratna singkat
“ pengen aja atau ada factor lain?” Tanya Marcell.
“ Faktor apa” Tanya Ratna balik.
“ Someone mungkin?” Jawab Ari dan Candra berbarengan, teman jo dan Marcell yang lainnya.
“ Wah kalau someone salah, tapi……….”
“tapi apa?” Tanya mereka serentak hamper berbarengan.
“Tapi……….” Jo tidak melanjutkan kata-katanya, dia hanya melirik keArah Ratna. Dan KeEmpat sahabatnya pun semakin penasaran dibuatnya.
“ Gini Lho………….” Akhirnya Jo pun meneruskan kata-katanya, dan keEmpat sahatnya mendengarkan dengan setia, Ratna yang menjadi bahan pokok pembicaraan Cuma hanya bisa senyum-seyum doank. Ratna berfikir walaupun dia menyuruh Jo untuk tidak melanjutkannya tetap saja percuma karena Jo paling suka Membuat Hati Ratna dongkol dan dia tidak akan berhenti atau malah menjadi jika Ratna meladeninnya, namun Ratna tahu jika Jo sangat menyayangiNya. Setelah selesai makan mereka memutuskan untuk Mengajak Ratna berkeliling mengenalkan keadaan kampus mereka. Mereka kelihatan sangat akrab walaupun mereka baru saling kenal. Tiba-tiba ada seorang wanita menghampiri mereka, dan meraih tangan jo.
“Jo……maafin aku ya?!” kata wanita tersebut.
“Sudahlah Din, mungkin lebih baik jika kita break dulu! Biar kita bisa sama-sama introspeksi diri” jawab Jo.
“iya tapi kenapa? apakah kamu tidak mau memaafkan aku?” kata wanita itu lagi.
“Bukanya begitu tapi, papa kamu benar kalau kamu masih bersama saya, kamu gak bisa hidup bahagia karena aku gak bisa jadi seorang lelaki yang kamu harapin”
“Papa salah, papa gak tahu apa-apa tentang perasaan aku”
“terus mau kamu sekarang apa?”
“Apa kamu sudah gak sayang lagi sama aku?”
“Kamu kok tanya gitu?”
“Jo, kalau kamu memang sudah gak sayang lagi sama aku, aku rela tapi…….tapi kalau kamu masih punya perasaan itu Bantu aku untuk memperjuangkan semua ini!”
“maksud kamu apa? Aku semakin gak ngerti. Kamu tahu sendiri kan kalau aku dah sering bicara baik-baik ke papa kamu tapi apa……….”
“iya aku ngerti, Jo sebentar lagi aku akan pindah keAusy ikut papa karena papa pindah tugas, kalau kamu memang benar sayang sama aku tolong kamu datang kebandara besok pagi, pesawat akan berangkat jam.7 pagi” setelah berkata demikian wanita tersebut pergi meninggalkan mereka. Ratna yang belum tahu apa-apa masalah tersebut hanya melirik keArah Marcell namun Marcell tidak memberikan jawabannya.
“Kalau kamu membiarkan dia pergi begitu saja berarti kamu pengecut” kata Ari kepada jo. Jo hanya diam.
“Ari benar Jo, apa kamu tidak ingat bagaimana perjuangan kamu dulu mendapatkanya? Kamu sampai rela berantem dengan Senior kita gara-gara dia juga naksir Dina”. Tambah diki.
“ Terus aku harus bagaimana? Aku takut kalau aku nekad, Dina malah akan tambah dikekang oleh ayahnya” Jawab jo.
“Kita Usaha aja dulu” Marcell memberi semangat.
“Kita lihat aja nanti”. Setelah itu mereka pergi kerumah Jo, ya seperti biasanya rumah jo sering dijadikan tempat mereka berkumpul.sesampainya dirumah jo, Ratna menuju dapur dan membuatkan mereka minuman, lalu mengantarkanya ke tempat dimana mereka sedang duduk.
“Ohya diminum ntar keburu dingin” Kata Ratna.
“makasih ya Na” balas Marcell.
***
Pagi harinya Jo bergegas menuju Bandara. Dia berusaha untuk menemui Dina. Sudah setengah jam lebih dia muter-muter mencari Dina dan ayahnya namun dia tak menemukannya, hingga akhirnya dia memutuskan untuk pergi namun tidak berapa lama, ada suara seseorang yang memangil Jo, dan Jo sangat kenal betul suara siapa yang telah memanggil dia barusan. Dan begitu dia
menoleh, dia mendapati Dina sedang berdiri tidak jauh dari tempat dia berdiri. Jo pun menghampiri Dina yang sedang menangis.
“Din………..” Jo memulai percakapan.
“ Jo…………makasih ya kamu sudah mau datang, kamu jaga diri baik-baik ya! Jaga kesehatan jangan suka keluyuran gak jelas!” kata Dina menahan air matanya.
“Aku gak mau kamu pergi dari ku”
“tapi Jo…………………..”
“lalu untuk apa kamu menyuruh aku datang kesini?” Tanya Jo dengan nada suara meninggi.
“aku………….aku” Dina tidak sanggup melanjutkan kata-katanya, air matanya membasahi pipinya. Jo tidak sanggup melihat air mata yang keluaar dari mata Dina, orang yang telah mengisi hari-harinya dengan warna.
“Din…….maafin aku, aku gak bermaksud untuk………..” Jo tidak melanjutkan kata-katanya, ia memeluk wanita yang sangat ia kasihi itu, namun dari arah belakang suara ayahnya Dina mengejutkan mereka hingga akhirnya mereka melepaskan pelukan itu. “Dina…………………..” suara ayah dina terdengar begitu keras.
“Papa………………..” Dina ketakutan, dia memegang tangan jo dengan erat. Jo pun mendekati papanya Dina.
“ maaf om……….sebelumnya saya minta maaf kalau saya………..” Jo belum sempat melanjutkan kata-katanya namun papanya dina melepaskan tinjuannya tepat dipipinya Jo. Jo tersungkur akibat tinjuan Papa Dina. Namun Jo tetap berusaha untuk bersikap tenang.
“ Om……..saya rela om pukulin kalau itu bisa membuat om puas dan tidak memisahkan antara saya dan Dina” akhirnya Jo memberanikan diri untuk berkata demikian. Lain halnya dengan sikapnya barusan papa dina malah tersenyum dan menepuk bahu Jo. Jo dan Dina kaget, mereka saling berpandangan.
“ Om tidak kuatir lagi kalau Dina jalan bersama kamu”
“ Maksud om?” Tanya Jo tidak mengerti.
“ sebenarnya selama ini sifat om yang kayak mengekang dina hanya semata untuk menjaganya karena om teringat akan pesan terakhir almarhum mama nya Dina sebelum ia meninggalkan dunia ini” jelas papa Dina.” Namun sekarang om yakin kalau kamu jauh lebih bisa menjaga dina dari pada om, om menyadari kalau tidak selamanya om akan menjaga Dina, maafkan sifat om selama ini ya Jo” lanjut Papa Jo.
“ papa……………….” Dina menahan tangis haru mendengar kata-kata papa nya barusan. Dia memeluk papa nya.
“ Om tenang saja! Insyaallah saya akan menjaga Dina dan menyayanginya melebihi diri saya”
“ Terima kasih ya Jo” papa Dina kemudian melepaskan pelukan anaknya lalu mencium kening putri kesayangannya itu lalu barkata.” Din, kamu jaga diri baik-baik ya! Papa percayakan kamu sama Jo, tapi kamu jangan khuatir papa akan sering-sering mengunjungi kamu disini, kalau kamu takut tinggal dirumah sendirian, kamu tinggal diRumah tante kamu ya!” jelas papa Dina.
“ Jadi maksud papa, Dina boleh tetap tinggal dan kuliah diJakarta?” Tanya Dina tak percaya. Papa Dina haya menjawabnya dengan senyuman dan kembali memeluk putrinya. Dina dan Jo memberi ucapan selamat jalan kepada papa Dina, mereka melihat kepergian papa Dina sampai tidak kelihatan. Lalu Jo mengantar Dina kerumah tantenya.
Setelah itu mereka pergi keRumah Jo, sesampainya disana ternyata Marcell dan Ari telah ada disana.
“ Ri, cell tumben pagi-pagi sudah kemari?” Tanya Jo penasaran, namun mereka tak menjawab pertanyaan Jo mereka malah saling pandang.
“ Jo……..kamu…….kamu……” Ari tak melanjutkan kata-katanya, dia langsung memeluk sahabatnya disusul oleh marcell.
“ nah………… itu baru sahabat kami” kata Marcell.
“ yach………namanya jodoh tak kan kemana” sahut Jo sembari merangkul kekasihnya. Tiba-tiba Ratna datang dari Dapur dengan membawa minuman dan beberapa makanan ringan.
“ kak……………” panggil Ratna begitu tahu kakaknya telah kembali.
“thank’s ya sayang, ni semua berkat doa kamu juga”
“ jo………….dia siapa?” Tanya Dina penasaran.
“ Ohya kamu belum tahu ya, ini Ratna adek sepupu ku yang sering aku certain itu” jawab jo, kemudian dia mengenalkan Dina kepada Ratna.
“ oh……….maaf ya kalau pertemuan kita yang pertama tidak tepat”kata Dina begitu dia ingat kalau dia pernah bertemu dengan Ratna sewaktu diKampus.
“eh……….gak apa-apa kok mba’” jawab Ratna.
“ memang Ratna mau kuliah disini juga?”
“ iya, ohya mba’ jangan panggil Ratna donk. Panggil ja Nana!” jelas Ratna.
“memangnya kenapa, bukannya nama Ratna itu jauh lebih baik lagian tu nama pemberian dari orang tua kamua kan?” Tanya dina penasaran.
“ya gak apa-apa she, Cuma dari dulu teman-teman dan orang tua Nana manggilnya dengan sebutan Nana”
“ohyaudah kalau itu mau kamu” jawab Dina.
Siang itu rumah jo tampak kelihatan lebih rame, mereka bernyanyi bersama-sama. Dan saling menghibur. Jo dan Dina duduk bersebelahan sementara Ratna, Ari dan Marcell memilih duduk agak menjauh dari mereka. Terkadang Ratna mencuri pandang terhadap Marcell, begitupun sebaliknya namun begitu mata mereka saling pandang mereka cepat-cepat mengalihkan pandangan mereka.
***
Setelah tiga hari Ratna diantarkan oleh Jo pergi kekampus untuk mengikuti tes seleksi penerimaan mahasiswa baru. Jo membantu Ratna mencari Ruang dan tempat duduknya, akhirnya tak begitu lama mereka menemukan Ruang plus tempat duduk tersebut. Setibanya disana Jo meninggalkan Ratna, sementara Ratna mempersiapkan alat-alat tulisnya untuk tes. Setelah satu setengah jam Ratna dan peserta lainnya keluar dari rungan tersebut karena waktu mereka telah habis. Sembari menunggu tes berikutnya Ratna hendak pergi ketoilet namun sesampainya dia dipertigaan jalan dari arah lain dia meabrak seseorang. Ratna ingat jelas wajah siapa yang ada didepannya saat ini, yach….wajah seseorang yang pernah mengisi hari-harinya sewaktu kelas dua SMU.
“ Ega?” jerit Ratna kaget.
“ Ratna?” balas Ega tidak kalah kagetnya.
“kamu kuliah disini juga?” Tanya Ratna
“ Iya, kamu sendiri?”
“wah sama donk kalau gitu, kamu diruang mana?”
“ diruang 4, kamu?”
“wah lo’ gitu kita bersebelahan donk, aku diruanng 5”. Kok bisa ya?”
“iya_ya, kok bisa”
“jangan- jangan kita jodoh?”
“huzzzzzzzzzzzz ngawur kamu”
“Emanng kenapa, kamu gak mau kalau aku jadi jodoh kamu”
“ya bukannya gitu…………..” belum sempat Ratna melanjutkan kata-katanya, dia berlari menuju toilet, ega yang melihatnya hanya tertawa, dia berfikir ternyata Ratna belum berubah, dan dia berharap kalau Ratna masih menyimpan perasaannya itu untuk Ega. Ternyata tak lama kemudian ratna kembali dari toilet.
“ Hai………………..” Sapa Ega.
“Ega? Kenapa kamu masih disini?”
“ nungguin kamu”
“ duch………ada-ada aja kamu ini”
“ Aku akan tetap nungguin kamu Na” Ega bicara dengan nada serius.
“Ega………” tiba-tiba bel tanda untuk masuk berbunyi, Ratna dan Ega pun bergegas menuju keruangan mereka masing-masing. Setelah selesai mengerjakan tes untuk hari ini Ratna bermaksud untuk menelpon Jo untuk memberi tahu kalau dia telah selesai mengerjakan tes hari ini namun tiba-tiba Ega telah ada disamping Ratna.
“ Hai………….Mo pulang kemana?” Tanya nya.
“ pulang kerumah donk masak kekebun binatang,he2…” jawab Ratna ngasal
“ ternyata kamu tu gak berubah ya?Masih aja suka bercanda’. Ega tidak marah dengan kata-kata ratna barusan karena dia telah mengetahui betul bagaimana sifat orang yang pernah dia pacari selama tiga bulan itu. Ratna memang suka bicara ngasal tapi tak bermaksud untuk menghina. Dari arah lain seseorang memanggil nama Ratna, Ratna dan Ega pun menoleh kesumber suara tersebut.
“ kak Marcell………..” Tanya Ratna kebingungan
“ Hai………., ohya aku kesini disuruh oleh Jo untuk jemput kamu kayaknya dia gak bisa jemput soalnya dia tadi lagi menghadap dosen” Jelas Marcell, sepertinya dia mengetahui kalau Ratna sedang bingung melihat dirinya ada disana.
“ oh………………”
“ wah kayaknya kamu sudah dapat teman baru disini rupanya?” Tanya Marcell yang menyadari kalau disamping Ratna telah berdiri seseorang.
“ Ohya kenalin, ini teman SMU ku dulu, namanya Ega, Ega kenalin ini teman kakak ku namanya kak Marcell”. Mereka pun berkenalan.
“ Ohya Na, kamu mau langsung pulang dulu atau…….?” Tanya marcell sambil melihat kearah Ega.
“ Oh…….Yaudah Na, mending kamu pulang ja! Lagian aku mau langsung pergi kok” pinta Ega.
“ bener………. Kamu gak apa-apa?” Tanya Ratna ragu
“ Iya” Ega memberikan kepastian.
“ yaudah kalau gitu aku pulang duluan ya”
“ ehya Na, boleh minta alamat kamu disini gak?” Tanya Ega agak ragu
“ Yaudah ini” Ratna pun memberikan alamatnya dengan Ega.
“ Thank’s ya Na”
“ you are well come” jawab Nana. Ratna dan Marcell pun meninggalkan Ega yang masih berdiri melihatnya. Sesampainya diparkir Marcell langsung mengambil mobilnya dan membukakan pintu untuk Ratna, Ratna pun langsung masuk dan duduk disamping Marcell.
“ Ohya Na cowok yang barusan tadi pacar kamu ya?” Tanya Marcell membuka percakapan.
“ he………..bukan kok, teman” jawab Ratna gelagepan.
“ ohya……..are you sure?” Tanya marcell serasa tak percaya.
“ one hundred persen just friend” jelas Ratna.
“ tapi aku fikir tidak untuk dia, sepertinya he has feeling for you”
“ but not to me”
“Dia ganteng, kelihatanya juga anaknya pintar”
“No comment ja deh”
Setelah beberapa saat akhirnya mereka sampai dirumah Jo.
“ Thank’s ya kak”
“ You are well come”
“ gak mampir dulu neh?”
“lain kali aja ya, lagian kakak harus balik lagi kekampus, see you”
“ see you”.
***
Hari pertama Ospek telah dimulai seluruh peserta mahasiswa baru memakai seragam putih hitam, Dari berbagai fakultas berbeda adat ataupun perlengkapan untuk ospek yang harus dibawa oleh setiap mahasiswa baru, Diantaranya fakultas keguruan atau FKIP. Ratna beserta para peserta ospek yang lainnya yang mengambil Fakultas keguruan harus mengenakan seragam hitam-putih serta memakai kaos kaki dengan warna yang berbeda, memakai topi kerucut, membawa tas yang terbuat dari kardus, dengan kalung kardus yang bertuliskan nama masing-masing, membawa botol aqua yang harus diikat di tali ikat pinggang. Dan bagi para peserta cewek, mereka harus rela rambut mereka diikat sebanyak 8 kunciran. Ini berlangsung selama masa Ospek atau Propti berakhir. Ditengah teriknya matahari Ratna yang duduk sendirian dibawah sebuah pohon beringin hanya memandang teman rekannya atau kakak panitia ospek yang berlalu lalang didepannya, ratna duduk sambil menyeruput Aqua yang ia bawa untuk menghilangkan rasa hausnya.
“ Na……..” tegur seseorang yang ada dibelakang Ratna. Begitu Ratna menoleh ternyata orang tersebut adalah Marcell.
“ kak Marcell….” Jawab Ratna.
“ Kok melamun sendirian disini ngapain? Gak pergi kekantin untuk makan siang? Ntar waktu istirahatnya keburu habis lho”
“ gak ah kak, tadi Nana barusan dari sana ternyata rame banget”
“ oh………” kata Marcell pendek, tapi kemudian ia mengeluarkan dua bungkus roti dari tasnya lalu memberikannya kepada Ratna. “nih…………lumayanlah buat ganjal perut sementara”
“ kak marcell bawa dari rumah?” Tanya Ratna sambil menerima sebungkus roti tersebut.
“ Enggak, sebelum kesini tadi kakak sempat membelinya”
“ ohya kakak ngapain kesini, kakak kan bukan jurusan FKIP?’ Tanya Ratna penasaran.
“ iya she Cuma tadi kakak ada perlu bentar disini terus inget kamu yaudah kakak mencari kamu sekalian”
“ Oh………….”
“ Ohya gimana dah dapat teman belum?”
“ sudah kok, tapi sekarang mereka lagi pergi bentar entah kemana, tadi she katanya Cuma sebentar”
“ Kamu kalau ada apa-apa bilang saja sama kakak! Insyaallah kakak Bantu”
“ Makasih ya kak” tak lama kemudian waktu istirahat telah usai, Ratna pun minta izin kepada Marcell untuk pergi. Setelah jam menunjukan pukul 06.00 anak Ospek dibubarkan. Mereka pulang menuju rumah masing-masing. Ratna beserta teman-temannya menuju halte untuk naik angkutan kota yang akan mengantarkan kerumah mereka. “ Na…………kapan-kapan kalau aku main keerumah kamu kenalin sama kakak kamu ya! Kata Lili salah satu teman baru Ratna, kebetulan Ratna dan Lili adalah satu kelompok, mereka kelihatan sangat akrab walaupun mereka belum lama kenal. “ iya, tapi emangnya kapan kamu mau main?” Kata Ratna.
“ kapan-kapan,he2………..”
Suara tlakson motor Tiger milik Jo, berbunyi dan berhenti tepat dimana Ratna sedang menunggu angkutan kota.
“ Kak Jo”
“ yuck pulang” ajak jo kepada Ratna. Ratna pun duduk dibelakang Jo.
“ li……..aku pulang duluan ya!” kata Ratna pada lili
“ Yaudah tiati ya”
“ duluan ya Li………….” Tegur Jo
“ iy kak” jawab Lili singkat, dia tidak menyangka kalau Jo akan menegurnya. Ternyata Jo tidak sombong ya, batin Lili. Tak seberapa lama dari Sepeninggalnya Ratna dan Jo. Lili pun mendapatkan angkutan kota yang telah ditunggunya.
***
Masa ospek pun telah berakhir kini para mahasiswa baru yang kemaren memakai seragam Hitam-putih dan berbagai perlengkapan untuk ospek telah mengenakan pakaian selayaknya anak kuliahan. Mereka terlihat jauh lebih dewasa dibandingkan dengan beberapa hari yang lalu saat mereka menggunakan seragam dan peralatan ospek. Disalah satu fakultas terlihat beberapa mahasiswa sedang praktek diRumah sakit, Salah satunya yakni Marcell, dia sedang sibuk dengan aktivitsnya, tiba-tiba dia harus dikejutkan dengan suara bunyi handphone yang ada disakunya. “ Halo……….pa kabar sayang? Lagi dimana sekarang? Bisa jemput aku gak?” terdengar suara dari seberang dengan penuh kemanjaan.
“ Bentar lagi aku hubungi kamu, sekarang aku matikan teleponnya dulu ya. See You” Marcell pun menutup teleponnya tanpa menjawab pertanyaan tersebut. Namun tak berapa lama Marcell pun mencari tempat yang dia fikir lumayan aman untuk menelpon orang yang telah menghubunginya tadi.
“ Halo, Hany?” sapa Marcell begitu Hadphone dari seberang diangkat.
“ Sayang……..kenapa tadi kamu matikan HP nya she?” katanya manja.
“ Maaf ya! Soalnya tadi aku masih memeriksa pasien” Jawab Marcell singkat.
“ Oh………kenapa gak bilang-bilang dulu she? Kan aku tadi sempat bingung”
“Ya maaf deh……………., ohya sebaiganti permintamaafan aku gimana kalau kamu aku ajak jalan-jalan” Bujuk Marcell
“ emang kamu mau ajak aku jalan-jalan kemana she? Lagian bagaimana dengan pasie-pasien kamu?
“ Bentar lagi jadwal prakteknya kelar, yaudah sekarang kamu kasih tahu aku dimana posisi kamu sekarang?” Setelah mendengarkan jawaban dari seberang Marcell pun menutup HP nya dan bergegas menuju tempat tersebut. Setelah beberapa saat Marcell pun sampai ditenpat tujuan. Ia pun disambut dengan mesra oleh suara yang ada diseberang telepon tadi.
“ Sayang……..kok kamu sekarang jadi kurusan she?”
“ Yach………..maklumlah dah semester akhir, sibuk mikirin ini-itu”
“ Termasuk pernikahan kita?”
“ ohya…………..gimana kalau kita cari makan dulu Ntar ngobrolnya dilanjutin lagi gimana? Aku sudah lapar neh?”
“ Iya, tapi kamu belum jawab pertanyaan ku.”
“ Iya” Jawab Marcell dengan suara Berat. Setelah memesan makanan dan mendapatkan tempat duduk Marcell dan Wanita itu menikmati hidangan tersebut.
Namun tak berapa lama ada suara seseorang yang memanggil nama Marcell, mereka pun menoleh kearah sumber suara tersebut.
“ Hai………..Kamu Marcell kan?” Tanya Suara tersebut.
“ Iya, kamu bukannya Ega?” jawab Marcell
“Iya, ehya maaf ya kalau aku dah ganggu?” jawab Ega setelah mengetahui akan adanya keberadaan seorang wanita disisi Marcell
“ Eh………..” Belum sempat Marcell melanjutkan kata-katanya Wanita yang bersamanya tadi memperkenalkan diri kepada Ega.
“ Hai……..aku Hany, aku tunangan Marcell, Eitzzzzzzzzzz tepatnya calon isterinya Marcell”
“ Oh………jadi………kalian sebentar lagi akan menikah?”
“ ohya Ga gimana kalau kita bicarakan ini sambil makan or minum teh mungkin? Kamu mau pesan apa?” sela Marcell
“ Oh………tidak terima kasih atas tawarannya, tapi saya harus segera pergi ada urusan yang jauh lebih penting, See you” Jawab Ega, ia pun meninggalkan Mereka. Begitu Ega tak nampak lagi.
“ Marcell kamu itu kenapa she? Kenapa seolah-olah kamu menyembunyikan setatus kita?” Tanya wanita tersebut
“ Hany………bukannya aku mau menyembunyikannya namun aku rasa belum saatnya banyak orang yang tahu”
“iya, tapi kenapa?”
“ kapan-kapan aku pasti jelaskan alasannya, ok?”
***
Kring…………..
Kring…………..
Kring…………..
Terdengar suara telephone dari ruang tengah, Ratna pun bergegas mengambil telephone tersebut dan mengangkatnya. “ Halo……….” Terdengar suara dari seberang.
“ Iya halo………. Mau cari siapa ya?” sapa Ratna.
“ Jo nya ada?”
“ iya ada tapi sekarang masih tidur, Mau ditunggu atau ada pesan?”
“ Ohyaudah kalau begitu, bilang saja kalau temannya tadi telephone dan kalau bisa nanti dia suruh telephone balik ya?!”
“ iya nanti akan saya sampaikan, tapi kalau boleh tahu ini siapa?”
“ Bilang saja dari Hany”
“ ohya nanti akan saya sampaikan”
”terima kasih ya”
“Sama-sama”. Setelah menutup telephone tersebut Ratna pun mempersiapkan makanan untuk sarapan. Setelah ia selesai mempersiapkan sarapan dia menuju Kamar utama dimana Jo sedang pulas tertidur. Dia pun mengetuk pintu itu dan memanggil nama Jo namun beberapa saat tak ada jawaban dari dalam kamar tersebut. Ratna pun panik lalu dia mulai menggedor pintu tersebut dengan keras. Jo yang berada didalam kamar tersebut pun langsung terbangun dan segera membukakan pintu.
“ Nana……..ada apa kenapa mengetuk pintu begitu keras? Kakak khn belum tuli” tegur Jo dengan agak marah
“ Iya-iya maaf! Habisnya daritadi Nana panggil-panggil gak ada jawaban, Jadi Nana fikir kakak kenapa-kenapa” Jawab Ratna dengan suara memelas
“Yaudah………gak apa-apa, maafin kakak juga ya?!”
“ sekarang kakak buruan mandi! Karena sarapan sudah siap dari tadi”
“ Iya kamu sekarang tunggu aja sambil nonton Tv, kakak bentar lagi keluar,ok!”
“ Bener ya?! Gak pake lama”
” Iya” setelah beberapa saat Jo pun keluar dari kamarnya, sekarang ia kelihatan jauh lebih tampan walaupun ia hanya mengenakan celana setengah tiang plus kaos tanpa lengan. Begitu sampai diMeja makan ia melihat berbagai sayuran plus lauk pauk telah tersaji dengan rapi, ia pun memanggil Ratna yang sedang membaca majalah didepan layar televisi yang tidak jauh dari Meja makan. Mereka pun menyantap sarapan pagi itu dengan sangat lahap.
“ coba kamu setiap pagi buat sarapan kayak begini terus pasti kakak akan pulang setiap waktunya makan siang datang” Puji Jo
“ Emangnya Ratna disini Cuma disuruh masakin kakak? Tujuan Ratna kesini itu kan buat kuliah”
“ he2……………..”
“ Ohya kak tadi ada yang cari’in kakak. Namanya Ha……….ny”
“ hany?”
“ Iya”
“ Dia kesini?”
” telephone”
” oh……….Wah apa kabarnya ya sekarang dia pasti dia kelihatan jauh lebih cantik”
” Hayo………….ntar tak bilangin sama mba’Dina baru tahu rasa Loe” Ancam Ratna
“ Siapa takut’
” Bener ya!”
” Silahkan”
“lihat saja nanti”
” Emangnya kamu tahu siapa dia?”
” Emang siapa?”
”Duch……….adekku sayang, jadi kamu belum tahu siapa dia?”
“Emangny siapa?”
” Emang Marcell belum pernah cerita?”
”Marcell? Apa hubungannya dengan Marcell?”
Jadi kamu bener-bener belum tahu?, Dia itu kan Calon isterinya Marcell”
” Apa?” seketika itu juga semua makanan yang ada didalam mulut Ratna keluar berbarengan.
“ Na………kamu gak apa-apa kan?”
“ eh…….enggak kok” Setelah sarapan pagi itu Nana merasa ada sesuatu yang mangganjal hatinya. Dia berubah menjadi pendiam serta sering melamun. Sampai-sampai banyak mata kuliah yang diberikan dosen dikampus yang ia tidak ketahui gara-gara keseringan melamun.ini menyebabkan teman-teman Ratna dikampus heran karena dikampus Ratna dikenal dengan cewek yang jahil serta cerewet.keheranan ini pun dialami oleh Jo, sewaktu Jo menyuruh Ratna membuatkan Teh, air yang seharusnya ia tuangkan digelas terbuang sia-sia karena air yang terlalu penuh didalam gelas sehingga airnya tumpah dan mengenai tangan Ratna karena air tersebut panas tanpa sengaja Ratna menjatuhkan gelas tersebut sehingga gelas tersebut pecah dan berantakan dilantai. Belum lagi pas Jo menyuruh Ratna membuatkan Mie instant, Mie instant yang seharusnya dihidangkan dimangkuk beserta kuahnya jadi tak bisa dimakan karena Mie tersebut gosong sewaktu dimasak. Namun ketika Jo mencoba bertanya Ratna menjawab dengan singkat “ Pusing”.
“ Na………kita periksa kedokter ya?!” bujuk Jo sewaktu melihat Nana sedang melamun didepan kolam.
“ nana gak sakit kak” kilah Ratna.
”terus kenapa kamu selalu melamun?”
“ melamun kan bukan berarti sakit”
“ Iya tapi…………..”
“ kakak percaya ya sama Nana! Nana gak akan apa-apa kok. Ntar kalau Nana sakit Nana akan bilang ke kakak”
” Janji ya!”
“Iya”. Itulah jawaban yang selalu Ratna berikan kepada Jo setiap kali ia bertanya tentang keadaannya.
***
Ting Tong…………………..
Terdengar suara bel berbunyi Ratna pun menuju pintu dan membuka nya. Begitu sampai dan membukannya, dia melihat Marcell telah berdiri didepannya.
“Hai…………..Pagi,” Sapa Marcell
“ Hai juga……….” Mo cari kak Jo ya? Kak Jo nya gi gak da dirumah, tadi she pamitnya mo tempat mba’ dina.
“ duch-duch………kok segitunya she? Yang mo cari Jo tu siapa?”
“ lho………kirain, terus mo cari siapa?”
“ Emang disini selain Jo da siapa lagi?”
” gak ada siapa-siapa”
” masak she?”
” duch……..don’t make me confused deh!”
” Ya kakak kesini mo cari kamu lah”
” cari Nana? Mang ada apa?”
” Kok gitu she jawabnya? Nana gak suka kalau kakak main kesini?”
“ Ya bukanya gitu she”
“ Yaudah sekarang begini aja, gimana kalau kita keluar? Temenin kakak cari sesuatu, Mau ya?!”
” mang mo cari apaan she?”
“ Yaudah Tanya nanti aja, sekarang mending kamu ganti baju dulu”
“ yaudah nana ganti baju dulu ya” tak berapa lama Ratna kembali dengan kaus berlengan pendek dan celana pendek selutut. Sesampai nya ditempat tujuan Ratna dan Marcell turun dari mobil dan berjalan menuju assesoris.” Na……..kira-kira hadiah ulang tahun yang pas buat cewek itu apaan ya?” Tanya Marcell pada Ratna begitu melihat berbagai assesories yang tertampang.
“ Emang itu kado mau buat siapa?”
” Buat Hany” Ratna merasa ada sesuatu yang mengganggu hatinya. Setelah Marcell menyebut nama Hany.
“Oh…….kalau menurut Nana, kayaknya kalung atau cincin pantas buat mba’Hany”
“ Ohya-ya, kenapa kakak gak berfikir sampai kesitu ya?” lalu mereka pun mencari barang tersebut, mata mereka tertuju pada sebuah kalung dengan bandul berbentuk Hati. Setelah Marcell membayarnya dia mengajak Ratna menuju KFC.” Kak masih inget gak waktu pertama kali kita ketemu?” tanya Ratna pada marcell setelah dia mendapatkan pesanannya.
“ Iya, kalau gak salah waktu itu kakak menabrak kamu waktu kamu membawa pesanan menuju tempat duduk kamu, iya kan”
“ he- Eh, wah ternyata kakak gak melupakannya”
“ Ya gak mungkinlah kakak bisa melupakan itu, Ohya bay the way, What about with your boy friend?”
“ My boy friend?”
” Yes”
” Who?”
“ Ega”
” what………..?”
“ iya, kok gitu she emangnya kalian ada masalah?”
“ Enggak”
“ terus kenapa kamu kayaknya sochk banget”
“ Kakak she ada-ada aja, aku sama Ega tu gak ada apa-apa”
“ tapi kayaknya Ega tu naksir kamu lho”
“ ohya………gak mungkinlah dia itu teman aku dari SMA”
” terus kenapa kalau teman dari SMA, emangnya gak boleh naksir?”
“ Ya gak gitu she, Cuma…………..”
” Cuma?”
“ aku dah terlanjur suka sama seseorang”
“ Ohya? Siapa? Kok gak bilang-bilang she” tanya Marcel penasaran.
“ Udah ah gak usah dibahas! Toch kami juga gak mungkin bisa bersama”
“ Kenapa?”
“ Dia udah ada yang punya”
“ Tahu dari mana kamu?”
“ please……………….Jangan Tanya kayak gini lagi ma Nana!”
“ Oh……yaudah lo’ gitu, kakak minta maaf ya!”
” iya”.
***
Pagi ini Ratna beserta Dina pergi kePasar, mereka mencari sayuran dan buah-buahan. Dina memang sengaja pergi kerumah Jo pagi-pagi, ia ingin menemani Ratna untuk belanja kebutuhan Ratna dan Jo. Setelah muter-muter mencari barang belanjaan mereka hendak masuk menuju warung kecil yang berjualan bakso namun Mata Ratna tertuju pada seseorang yang sedang memegang mangkuk dengan meminta belas kasihan orang-orang yang melewatinya. Ratna pun menghampiri orang tersebut, dan ternyata orang tersebut adalah seorang wanita tua renta dengan pakaian yang sudah tidak layak lagi untuk dikenakan. Ratna pun menyapa wanita tua tersebut. “ Bu’……………”
Wanita itupun menoleh kearah Ratna. “ ya……….anak mencari ibu?” jawab wanita tersebut. “ ibu kenapa ada disini? Memangnya keluarga ibu dimana?” Ratna bertanya dengan sangat hati-hati, namun ibu tua tersebut hanya tersenyum mendengarkan pertanyaan Ratna. Ratna pun heran dan dia bertanya lagi “ Kenapa ibu tertawa?”
“ Lalu ibu harus bagaimana nak? Apakah ibu harus menangis? Rasanya air mata ibu sudah habis walau hanya satu tetes” ratna heran mendengarkan jawaban ibu itu.
“ maksud ibu?”.
“ ibu sudah capek menjawab pertanyaan yang selalu sama setiap orang tanyakan pada ibu”
“ Maafkan saya ya bu! Kalau saya…………..” belum sempat ratna melanjutkan kata-katanya ibu tersebut sudah berlalu darinya. Ratna pun mengejar wanita tersebut.
“ bu’ maafkan saya ya bu’” pinta Ratna dengan nada penuh penyesalan.
“ Tidak apa nak”
” kalau saya boleh tahu, ibu hendak kemana?”
“ ibu mau mencari sesuatu yang bisa ibu makan” jawab wanita tersebut, Ratna pun tersentuh dengan jawaban ibu tersebut.
“ Bagaimana kalau ibu makan bareng saya?”
“ Tidak nak, ibu mau pergi saja, terima kasih atas tawarannya”
” Em……….yaudah kalau ibu tidak mau makan bareng saya gimana kalau ibu menunggu saya disini, saya akan pergi sebentar tapi ibu jangan kemana-mana ya!” belum sempat ibu itu menjawab Ratna telah berlari menjauh, Dia menghampiri warung dan meminta sebungkus nasi beserta lauk dan sayurnya, dia juga mengambil sebotol aqua. Begitu penjual tersebut selesai menyajikan pesenan Ratna, dia hendak membayarnya namun begitu dia melihat isi dompetnya hanya sisa Rp.5000, dia panic karna tak tahu harus membayarnya pake apa, tiba-tiba dia melihat ATM nya, dia pun pamit minta izin keluar sebentar pada penjual nasi bungkus tersebut. Begitu mendapatkan yang dicari Ratna pun cepat-cepat mengambil uangnya. Setelah itu dia berlari menuju warung dimana dia memesan nasi bungkus tadi, sesampainya disana Ratna langsung membayarnya dan minta maaf karena harus menunggu. Setelah itu Ratna teringat akan ibu tua yang dia suruh menunggunya, dia dengan cepat berlari menuju ibu tersebut, sesampainya Ratna disana, dia bersyukur karena ibu tersebut masih menunggunya.
“ Bu’……….maaf ya sudah membuat ibu menunggu lama”
” Tidak apa nak, tapi ada apa ya anak ini menyuruh ibu menunggu disini, apa ada yang bisa ibu Bantu” Tanya ibu tersebut dengan penasaran. Ratna pun menyodorkan nasi bungkus beserta minuman yang baru dia beli, ibu itu menatapnya dan meneteskan air matanya.” Ibu kenapa menangis?”
” Ini pertama kalinya ibu menangis setelah hampir 3 tahun ibu tidak menangis”
“ibu………..” Ratna tak dapat melanjutkan kata-katanya. Ibu itu menerima bungkusan nasi tersebut dan membukannya. “ Kenapa kamu baik pada ibu nak?”
“ Karena saya tidak sanggup membayangkan bagaimana jika ibu saya mengalami hal yang serupa dengan yang ibu alami”.Ibu itu menangis lagi kemudian tersenyum. Tiba-tiba dari arah belakang Dina memanggil Ratna. “ Na………mba’ kirain kamu kemana, habisnya mba’ cari-cari kamu dari tadi gak ketemu-temu, Jadi beli bakso gak?” Tanya Dina
“ iya jadi” Ratna pun menoleh kearah ibu tersebut, kemudian berkata “ Ibu makan ya! Ohya…….ini ada sedikit uang buat ibu beli makan kalau ibu laper nanti”. Ibu tersebut kembali memandang Ratna dan menangis. “ Ibu tidak perlu sungkan, saya ikhlas kok, saya permisi ya bu’, saya harus pulang” ibu tersebut memandang Ratna dan tersenyum “ Semoga kebaikan anak mendapatkan balasan yang setimpal” kata ibu tersebut. Ratna pun pergi meninggalkan ibu tersebut, setelah agak jauh Ratna kemballi menoleh dan melihat ibu tersebut sedang makan nasi bungkus tadi. Dia hanya berdoa dalam hati semoga ibu itu mendapatkan kebahagiaan seperti orang lain.
***
Malam minggu ini Ratna diajak Lili pergi nonton, katanya she cowok Lili yang bayarin. Ratna sebenarnya ogah-oagahan menerima tawaran tersebut namun Lili terus membujuknya untuk ikut, katanya nanti dia bakal dikenalin sama temannya cowoknya lili.lili terus memaksa, akhirnya Ratna pun tidak sanggup untuk bilang Tidak. Mereka ketemuan didepan bioskop. Namun sesampainya Ratna disana dia tidak melihat batang hidungnya lili, Ratna semakin kesal manakala dia hendak menelphone Lili namun Hp lili tidak aktiv. Ratna memutuskan untuk pulang namun baru ratna mengayunkan kakinya tiga langkah terdengar suara Lili memanggilnya. Lili hanya tersenyum melihat mulut Ratna yang manyun. “ Sorry deh bu’” kata Lili dengan menggoda.
“ kalian itu sebenarnya punya jam enggak she? Katanya janjian disina jam setengah tujuh, malah datang jam tujuh, mana Hp Lili gak aktiv lagi”
“ iye-iye………sudah she marahnya, tambah jelek lho” jawab andri pacar barunya Lili, katanya she kenalan lewat chatting gitu. “ iya, lagian Cuma lewat setengah jam doank” lanjut Lili
“ Cuma kata kamu? Kamu fikir enak suruh menunggu kayak gini, udah kayak orang hilang” cerocos Ratna
“ Yaudah dari pada berantem mending kita beli tiketnya dulu” kata andri
“ Oh my GOD, ternyata kalian delum beli tiketnya? Capek deh”
“ ya maaf na”
“ udah jangan minta maaf mulu, Nana gak ada gudang penampung permintaaan maafan kamu”
” itu berarti kamu mau kan memafkan kita” Kata Lili sambil memandang kearah kekasihnya.
“ iya, udah sekarang kamu cepetan beli! Keburu malam” Lili dan andri pun membeli tiket dan snack untuk nonton nanti. Setelah Nana ditinggal sendiri Nana baru sadar kalau dari tadi ada seseorang yang sedang memperhatikannya. Nana pun menoleh kearah orang tersebut, begitu Ratna menoleh. “ Ega………..?”
“ Hai”
“ kamu………disini juga, sama siapa?”
“ sama Andri and Lili”
“ kok nana gak liat she?”
“ Yaiyalah kamu gak lihat, orang sedari tadi kamu tu Cuma nyerocos saja. Ternyata kamu tu belum berubah ya?”
“ emang mo berubah jadi apa? Spiderman?”
“ spidergirl dunk……kan cewek” jawab Ega tak mau kalah.
“ Eh……ngomong-ngomong kamu kok bisa kenal mereka she?”
“ yaiyalah………Andri itu sepupu ku”
“ oh……………” akhirnya Lili dan Andri pun datang juga membawa tiket dan snack.
“ Mau nonton film apaan?” Tanya nana.
“ Horor” jawab andri singkat
“ What?”
“ emang kenapa Na?” Tanya andri
“ Lili…………………, kamu sengaja ya?”
“ duch…….maaf deh Na, Lili lupa” jawab Lili dengan meringis “ tapi sekali-kali gak apa-apa she!” lanjutnya.
“ Enggak ah……mending aku pulang aja”
“ Emang kenapa she Na?” Tanya Andri
“ Kenapa harus takut? Kalau kamu gak coba malah kamu nanti akan merasa takut selamannya” kata Ega memberi semangat. “ kita boleh takut tapi jangan terlalu yang ada nanti malah kamu berimaginasi sendiri sama ketakutan kamu, kamu itu harus lawan ketakutan kamu, karena gak ada yang bisa Bantu kamu selain kamu sendiri” lanjut Ega
“ Iya…..tapi aku bener-bener takut”
“Kita coba dulu ya?” kata Ega. Terpaksa akhirnya Ratna pun masuk mengikuti Lili, Andri, dan Ega. Padahal dia sudah mencoba untuk menjauh dari film yang berbau horror tapi………..malam ini, dia benar-benar kesal dan dia berjanji dalam hati kalau ini adalah film horror pertama sekaligus terakhir yang ia tonton. Didalam bioskop Ratna tidak mau melihat kearah layar dia hanya menghabiskan snack yang Lili dan Andri beli sebelum masuk ke Theater.setelah film tersebut selesai Ratna mengusap syukur Karena penderitaanya telah usai.
“ Na……………sebenarnya apa she yang kamu takutin? Tanya Andri setelah keluar dari bioskop
“ Yang namanya takut itu ya takut” jawab Ratna ketus
“ yaudah sekarang mau kemana neh?” Tanya Ega
“ gimana kalau ke KFC, yach………..nyenengin nana dikitlah dari tadi kan dia cemberut terus” kata lili akhirnya mereka menuju KFC. Setelah selesai menyantap pesenan masing-masing mereka menuju parkir.
“ Ohya Na………..kamu aku anterin aja ya! Udah malam gak baik cewek jalan sendirian malam-malam gini” pinta Ega”
“ atau……..kamu mau bareng ama aku and andri?” Tanya lili sambil memandang kearah Andri
“ Ya gak mungkinlah, yaudah aku bareng Ega aja” akhirnya Ratna pun pulang berboncengan dengan Ega menggunakan RX King kesayangan Ega dari SMA. Selama perjalanan Ega dan Ratna saling membisu, Tiba-tiba dari arah lain ada sebuah mobil yang melaju dengan sangat cepat, Ega tak dapat mengendalikan motornya. Akhirnya Ega dan Ratna pun terpental kesiring. Begitu sadar kalau Ega tidak ada disampingnya Ratna mulai cemas. Ia mencari kearah dimana motor tersebut terpental namun ia tak menemukan Ega. Tiba-tiba Ratna mendengar ada suara orang sedang merintih, Ratna langsung mencari sumber suara tersebut dan ia berhasil menemukan Ega yang sedang terjerembab disemak-semak. “ Ega, kamu?” Ratna tak mampu melanjutkan kata-katanya, air matanya mengalir begitu melihat begitu banyak darah yang mengalir dari arah kepala Ega. Sedang tubuhnya penuh dengan luka-luka memar akibat terseret dari motor. Ratna pun berteriak minta tolong berharap ada yang datang menolong mereka. Dan ternyata benar dari arah belakang ada sebuah mobil yang melintasi mereka dan begitu tahu kalau ada yang membutuhkan bantuan mobil tersebut berhenti dan mengantarkan Ratna beserta Ega kerumah sakit. Sesampainya disana Ega mendapatkan perawatan yang cukup serius, sedangkan Ratna hanya membutuhkan sedikit pengobatan pada luka tangannya yang tidak begitu parah. Ratna pun menghampiri orang yang telah menolong mereka.” Terima kasih ya pak atas bantuan nya, saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada saya dan teman saya jika tidak ada bapak” ucap Ratna
“ sudahlah, bapak ikhlas kok lagian bukankah kita sebagai umat tuhan harus saling tolong menolong?” jawab bapak tersebut dengan senyumannya, bapak tersebut memandang Ratna dengan penuh haru.
“ maaf pak, kenapa bapak melihat saya seperti itu?”
“ Bapak hanya teringat dengan anak gadis bapak, dia seusia kamu juga”
“ Ohya……pasti anak bapak juga sama baiknya dengan bapak”
“ Mungkin……………….”
“ Mungkin?”
“ Anak bapak telah meninggalkan bapak dan istri bapak lima tahun yang lalu”
“ maaf ya pak! Saya tidak bermaksud untuk…………….”
“ sudahlah tidak apa-apa. Ohya itu dokter yang merawat teman kamu, mari kita tanya bagaimana keadaan teman kamu” Ratna pun mengikuti Bapak tersebut menghampiri dokter yang merawat Ega.
“ Dok……..bagaimana keadaan teman saya dok?” tanya Ratna cemas
“ Teman kamu mengalami pendarahan yang cukup serius dan membutuhkan darah yang cukup” kata dokter tersebut.
“ Memangnya darah yang dibutuhkan apa dok?” Tanya bapak tersebut
“ O”
“ dok darah saya O, dokter bisa mengambil darah saya” pinta bapak tersebut, Ratna hanya memandang kearah bapak tersebut namun sepertinya bapak tersebut mengetahui makna pandangan Ratna lalu ia pun berkata.
“ Sudahlah bapak ikhlas, bapak tidak mau kehilangan kesempatan untuk menolong sesama ciptaan tuhan”
“ Bapak begitu baik pada kami” puji Ratna tulus. Akhirnya bapak tersebut mengikuti dokter itu untuk diperikasa darahnya. Diruang kamar rumah sakit Ratna hanya bisa melihat Ega yang sedang terbaring tak sadarkan diri, ia hanya mencaci maki dirinya sendiri karena tidak dapat berbuat apa-apa untuk menolong Ega. Tiba-tiba Ratna dikejutkan oleh suara bunyi hape nya, ternyata ada panggilan masuk dari jo.
“ Halo………….kak Jo” jawab Ratna dengan suara agak parau
“ Na……………kamu kenapa? Sekarang kamu dimana kenapa belum pulang?” tanya Jo cemas
“ kak………….Nana dirumah sakit, tadi Nana dan Ega mengalami kecelakaan”
“ Apa? Ya sudah sekarang kamu jangan kemana-mana. Kakak akan segera kesana. Kamu dirumah sakit mana?” setelah mendengarkan jawaban dari Ratna, Jo bergegas pergi kerumah sakit tersebut. Sesampainya disana Jo langsung menuju ruang dimana Ega sedang dirawat setelah mendapatkan informasi dari peraawat dimana Ega dan Ratna dirawat. “ Na……………kamu gak apa-apa kan?” Tanya Jo cemas begitu melihat muka Ratna yang pucat dan sembab.
“ Nana gak apa-apa kak, tapi Ega…………….” Jawab Ratna dengan memandang kearah Ega yang sedang terbaring tak sadarkan diri.
“ Sudah……..Ega pasti kuat ngadepin semua ini, kamu jangan takut! Ega pasti sembuh”
“ Nana takut Ega kenapa-napa kak”
“ Makanya kamu Bantu Ega dengan Do’a ya!”.
***
Seminggu sudah Ega dirawat diRumah sakit dan Ratna selalu menemaninya sesudah dia pulang dari kuliah. Nampaknya Ega senang dengan kehadiran Ratna disisinya setiap hari. Siang itu Ratna belum juga muncul kerumah sakit dan hal itu membuat Ega merasa resah, ia berfikir mungkin Ratna bosan menemaninya diRumah sakit.
“ Hai Ga………… kok melamun she? Ntar gak cepet sembuh lho” sapa seseorang yang membuyarkan lamunannya. Ega pun menoleh kearah sumber suara tersebut.
“ eh……….Anggi? kok tahu kalau aku disini? Terus kapan kamu datang dari Surabaya?” tanya Ega penasaran karena setahu dia Anggi tidak kuliah dijakarta tapi disurabaya ikut tantenya yang kebetulan kerja disana.
“ Kebetulan aku ada libur tenang semester, Niatnya mau buat kejutan kamu sama Nana eh………malah aku yang terkejut mendengar kabar kalau kalian kecelakaan, Emang gimana ceritanya she?”
“kapan-kapan aja ya kalau aku dah sembuh, Ohya terus gimana kabarnya Rini dan Dinda? Kalian kuliah di Universitas yang sama kan”
“ iya, tapi mereka gak bisa ikut, Rini terpaksa pulang keJogja karena ibunya juga sedang sakit sedangkan Dinda……….yach, tahu Ndrilah gimana sibuknya anak itu kalau mau menghadapi semesteran, kayak gak tahu aja kamu”
“ Kamu tahu aku disini dari mana?”
“ ya dari Andri lah, emang dari siapa lagi, soalnya tadi aku coba hubungi nomornya nana gak aktiv-aktiv”
“ oh……………”
“ ohya kamu mau makan apa? Entar aku beli’in sekalian soalnya aku laper banget”
“ gak usah, ini makan siang dari rumah sakit aja belum sempat aku makan”
“ Yaudah lo’ gitu gimana kalau aku suapin kamu?”
“ Emang gak meropotin kamu?” Anggi hanya tersenyum mendengarkan pertanyaan Ega, dia pun langsung mengabil makanan Ega yang terhidang dimeja dekat tempat tidurnya. Dia dengan telaten menyuapi Ega, tak diduga Ratna datang dan melihat Anggi sedang membersihkan sisa makanan yang menempel dipinggir bibir Ega. Entah datang dari mana perasaan Ratna tiba-tiba saja dia merasa kalau ada something different yang sedang bergejolak dihatinya. Namun ia pun cepat sadar itu kan Anggi teman akrabnya semasa sekolah diSMA lagian dia kan juga sudah tidak ada perasaan apapun terhadap Ega, dia hanya berteman dan selamanya hanya akan tetap berteman, MUNGKIN.
“ Anggi…………” jerit Ratna mengejutkan Anggi dan Ega
“ nana………..” balas Anggi. Mereka pun berpelukan. Dan saling tertawa lebar.
“ Wah2…………ternyata ada yang sudah berubah ya?” Tanya Anggi begitu melihat penampilan Ratna yang sudah berubah 180 derajat dari Ratna yang ia kenal, sosok seorang Ratna yang antipati mengenakan Rok menjadi Ratna yang sangat feminim.
“ Udah deh gak usah ngajak berantem, baru juga ketemu. Lagian dari dulu aku kan juga pake Rok tiap sekolah, kayak gak pernah lihat aja” jawab Ratna sewot
“iya she………tapi kali ini bener-bener beda, mungkin karena factor rambut kamu yang sudah panjang juga kali ya?” ledek Anggi
“ Tapi kelihatan jauh lebih Manis kan nggi?” sela Ega. Ratna yang mendapatkan pujian tersebut hanya tersenyum dan kembali ia merasa kan ada something different dihatinya.
“ udah deh…………ohya Nggi kamu kesini sama siapa? Terus Dinda sama Rini ikut gak?”
“ enggak Cuma aku sendiri yang datang, Rini terpaksa pulang keJogja karena ibunnya sedang sakit sedangkan Dinda, kayak seperti biasanya ‘belajar’ buat semesteran”
“ terus kamu disini mau minep tempat siapa?”
“ Tempat Ega”
“ Apa?” tanya Ega dan Ratna berbarengan
“ Ya gak mungkinlah, gila aja kamu ini. Jadi ceritanya aku gak boleh minep tempat kamu nih?”
“ Ya bolehlah………sampai kita lulus juga gak masalah” Canda Ratna . keesokan harinya Ratna mengantarkan Anggi kerumah sakit lagi sementara Ratna pergi kekampusnya.
***
Hari ini memasuki hari kesembilan Ega dirawat dirumah sakit. Dan hari ini juga merupakan hari terakhir dia dirawat dirumah sakit. Ratna langsung menuju kerumah sakit setelah mata kuliahnya selesai. Dia berharap dapat bertemu dan ikut mengantarkan Ega pulang namun sesampainya disana Ratna hanya mendapati kamar yang dulunya ditempati oleh Ega kini kosong. Entah kenapa ia merasa sedih.
“ Aku ini kenapa, harusnya aku kan senang karena Ega sudah sembuh dan itu berarti aku sudah tidak perlu lagi merawatnya” tanya Ratna pada dirinya sendiri. ratna pulang kerumahnya, ia berfikir untuk apa dia kerumah Ega bukankah sudah ada Anggi yang selalu ada. Sore harinya Anggi pulang dari rumah Ega. Dia bingung karena Ratna malah memilih untuk nonton Tv dari pada tempat Ega.
“ Na………kamu kenapa she?”
“ Emangnya aku kenapa?” Ratna bertanya balik pada Anggi
“ kenapa kamu gak kerumah Ega? Padahal dia itu berharap banget kalau kamu bisa kesana”
“ Untuk apa?”
“ Untuk apa kata kamu? Aku heran deh sama kamu. Kenapa she, kamu cemburu melihat aku dekat sama Ega?”
“ Siapa yang cemburu”
“ Terus?”
“ Nggi………” Ratna mencoba menjelaskan, “aku sama Ega tu Cuma masa lalu sewaktu kita SMA dulu. Dan sekarang kami Cuma berteman gak lebih”
“ Tapi aku tahu kalau kamu masih suka sama dia”
“ Enggak”
“ Bohong”
“ justru aku melihat ada cinta dimatamu sewaktu kamu bersama Ega” kata Ratna yang mengagetkan Anggi. Dia tidak menyangka ternyata Ratna berkata demikian. Anggi pun Cuma diam tidak dapat menjawabnya. Ia bingunng harus menjawab apa. Kemudian Ratna melanjutkan kata-katanya. “ Nggi………aku bahagia jika kamu bisa bahagia bersama Ega”
“ Tapi Na………..”
“ Tapi kenapa?”
“ Bukankah kamu masih sayang sama Ega?”
“ Nggi…….aku kan sudah bilang, kalau aku Cuma berteman dengan Ega enggak lebih. Lagian aku juga sudah jatuh hati pada orang lain”
“ What?”
“ iya” Jawab Ratna menyakinkan.
“ Siapa? Aku kenal gak?”
“kapan-kapan kalau kita ketemu dia pasti aku kenalin”
”Janji ya”. Ratna dan Anggi pun tertawa. Setelah makan malam Ratna hendak menghidupkan televisinya namun terdengar suara pintu diketuk dari luar akhirnya Ratna pun mengurungkan niatnya tesebut, dan ia menuju pintu depan untuk membukanya. Setelah pintu terbuka Ratna mendapati Tubuh Marcell yang sempoyongan. Ratna pun membantu Marcell berjalan dan mengajaknya duduk diteras depan rumah.
“ kak……kakak Marcell kenapa?”
“ Hany……………”
“ Iya, mba’ Hany kenapa?”
” Hany………….” Marcell tidak melanjutkan kata-katanya dan itu membuat Ratna tambah bingung. Ratna masuk kedalam dan memanggil Jo. Tak berapa lama Jo pun keluar dan dia juga bingung karena melihat Marcell yang berlumuran Darah dan menangis. “ Cell kamu kenapa? Kenapa tangan kamu penuh dengan darah?” tanya Jo
“ Hany………”
“ iya hany kenapa?”
“Hany tertabrak mobil sewaktu menyebrang jalan” semua yang mendengarkan kata-kata Marcell tidak ada yang bersuara. Semua diam.
“ Lalu……..” Tanya Jo hati-hati.
“ Dia sekarang dirumah sakit”
“ lalu untuk apa kamu disini? Kenapa kamu tidak menugguinya”
“ Aku tidak tahu harus berbuat apa, aku sedang kalut”
“ maksud kamu?”
” Jo……….Hany sudah ninggalin aku, dia ninggalin aku untuk selamanya” Jo tidak dapat berkata apa-apa lagi,dia kemudian merangkul sahabatnya yang sudah menemaninya bertahun-tahun itu. Ratna dan Anggi yang ada disitu pun juga tidak dapat berkata apa-apa dan tidak tahu harus berbuat apa. Sesaat kemudian suasana rumah jo sepi seperti tanpa penghuni. “ Cell……..kamu yang tabah ya! Kita doakan semoga Hany tenang disana”
“ Iya kak, kakak yang tabah ya!” Pinta Ratna. Malam itu menjadi malam yang kelam sekaligus suram buat Marcell karena ia harus kehilangan orang yang sangat ia sayangi.pagi harinya orang-orang telah ramai berkumpul diRumah Hany. Mereka datang untuk ikut berbela sungkawa atas kepergian Hany. Sesampainya dipemakaman Marcell hanya memandangi segumpul tanah yang telah menutup tubuh Hany. Dia seolah-olah tidak percaya kalau ternyata dia dan Hany tidak dapat bersama lagi. Sejumlah teman-temanya datang untuk berbela sungkawa sekaligus memberi motivasi kepada Marcell agar tidak terbawa oleh perasaan dan tidak berlarut-larut dalam kesedihan.
***
Genap satu minggu kematian Hany, namun Marcell masih tetap tidak percaya bahwa Hany sudah benar-benar pergi darinya. Tidak dikampus, tidak dirumah kerjaanya hanya melamun saja. Sementara itu Anggi yang sedang mengemasi pakaianya tiba-tiba terkejut dengan suara Hp nya. Dia melihat ternyata ada new message, begitu dibuka ternyata pesan tersebut dari Ega. Begitu membaca pesan tersebut Anggi langsung mengambil switer pink miliknya. Saking terburu-burunya dia tidak melihat kalau dari arah lain Ratna sedang membawa segunung buku. Merekapun bertabrakan dan buku-buku yang dibawa Ratna pun berserakan dilantai. Ratna pun bingung melihat Anggi yang nampak tergesa-gesa. “ Nggi………..kamu kenapa she?kayak orang dikejar setan aja?” tanya Ratna penasaran
“ uh, kayak tahu aja rasanya dikejar setan”
“ Habisna jalan kok cepet bener, emang mau kemana she?”
“ Ada deh……….., dah dulu ya, da2gh Manies” Anggi pun meninggalkan Ratna seorang diri.
Dengan cepat Anggi berlari dan berusaha mencari Angkutan Kota, tak berapa lama kemudian Angkutan Kota yang ditungguinya telah datang, ia pun bergegas menaiki Angkut tersebut. Setelah sampai tujuan Anggi celingukan mecari Ega. Tiba-tiba dari arah belakang Ega memanggil namanya. Anggi pun menghampiri Ega yang duduk dengan kursi Rodanya. “ Hai…………” sapa Anggi
“ Hai juga………jadi pulang besok?”
“ insya Allah, ohya ada perlu apa? Tumben…….. ada hal penting ya?”
“ Aku mau tanya sesuatu sama kamu?”
“ Tanya apa?” tanya Anggi penasaran
“ Tapi sebelumnya aku mau mengucapkan terima kasih sama kamu karena telah merawat ku. Kamu disini malah repot bukannya jalan-jalan malah………..”
“ sudahlah……..aku senang kok bisa bantuin kamu”
“ thank’s ya!!!”
“ You are welcome. Eh……..sebenarnya kamu nyuruh aku datang kerumah kamu mau ngapain she?”
“ Mau aku ajak nikah” Canda Ega. Yach……..walaupun Cuma bercanda tapi Anggi berharap kalau suatu saat kata-kata itu bisa kembali ia ucapkan untuknya dan dengan kesungguhan. “ hoi……..kenapa melamun bu’” lanjut Ega.
“ eh……..enggak kok”
“ Aku mau tanya sama kamu, menurut kamu apakah Nana itu masih sayang sama aku atau gak?”
“ kok kamu tanya kayak gitu, hayo……..jangan-jangan kamu masih suka ya sama dia”
“ Jujur she iya, tapi dengan kondisi ku saat ini kayaknya sudah tidak mungkin lagi” Anggi terkejut mendengar kejujuran Ega, ia merasa kalau harapannya untuk memiliki Ega telah sirna. dia juga bingung harus berkata apa. Apakah dia harus jujur kalau ternyata Ratna telah jatuh hati pada Marcell, tapi ia takut kalau ini akan membuat hati ega sakit.
“ Nggi……kamu jangan takut, aku akan terima apapun itu kosekuensinya kok” lanjut Ega.
“ Ga…………apakah dihati kamu Cuma ada Nana?”Anggi bergumam
“ Maksud kamu?
“ Oh…….enggak kok, bukan apa-apa,tapi Ga………”
“ Nggi……….aku gak apa-apa, kamu juju raja sama aku”
“ Ga………..dulu setelah kamu putus dengannya dia sangat shock berat, dia shock karena tahu kalau kamu Cuma taruhan aja nembak dia. Dan sejak saat itu dia berjanji tidak akan jatuh cinta lagi”
“ Ini semua memang salahku. Coba aku jujur dari awal pasti kejadiannya gak bakal kayak gini”
“ Ga……..gak ada cewek didunia ini yang mau dipermainkan”
“ Siapa yang mau mempermainkan dia Nggi? Aku benar-benar sayang sama dia, aku gak bisa bohongin perasaanku sendiri kalau aku ternyata jatuh hati pada Nana”
“ Tapi kayaknya sudah terlambat”
“ Maksud kamu?”
“ Dia sudah terlanjur suka sama Kak Marcell”
“ Marcell? Tapi dia kan sudah punya tunangan”
“ Seminggu yang lalu jenazah mba’Hany dikubur”
“ Apa? inalilahi wainalilahi Rojiun, kamu serius?”
“ kamu fikir aku bercanda”
“ thank’s ya Nggi, kamu memang sahabat ku”
“ Ga…….didunia ini cewek bukan hanya dia aja”
“ Ohya………katanya kamu mau pulang besok ya? Gimana kalau malam ini kita nonton, aku sudah lama banget gak nonton sejak kejadian waktu itu” ajak Ega mengalihkan pembicaraan
“ Boleh…………” akhirnya Ega dan Anggi pergi nonton namun kali ini Ega tidak pergi dengan RX King kesayangannya, dia berusaha mulai saat ini seandainya dia akan pergi kemana pun harus diantar oleh supir keluarga Andri. Dijalan Ega membuka percakapan untuk menghilangkan sepi karena sejak keluar rumah Ega dan Anggi tak ada yang bersuara sedikitpun. “ Nggi memangnya kamu gak malu jalan sama orang cacat kayak aku?” pertanyaan itu membuat Anggi terkejut.
“ Ega………kamu apa-apaan she? Aku gak malu kok kalau pun harus hidup sama kamu aku ikhlas, bahkan aku bahagia”
“ Maksud kamu?”
“ Ga………kenapa she kamu gak ngerti juga kalau aku tu suka sama kamu? Dari dulu” anggi pun berhenti sejenak lalu ia melanjutkan lagi kata-katanya.” Kamu tahu kenapa aku putusin Rio, itu karena aku tahu kalau kamu putus sama Nana dan aku berharap kalau aku bisa ganti’in dia dihati kamu, tapi apa?” Anggi mulai meneteskan air matanya. Ega bingung harus berbuat apa.” Nggi…….aku minta maaf ya?”
“ Sudahlah Ga, bisa jadi teman kamu aja aku sudah bersukur” jawab Anggi berusaha menenangkan hatinya sendiri namun sepertinya Ega tahu benar bagaimana perasaan Anggi saat ini namun ia tidak dapat berbuat apa-apa. ia mengelus pundak sahabatnya itu.
***
Keesokan harinya Anggi diantarkan oleh Ratna dan Jo menuju Bandara, hari ini Anggi akan pulang kesurabaya tempat ia menimba ilmu. Sesampainya mereka dibandara Jo sempat memberi kenang-kenangan untuk Anggi. Sepertinya Anggi sangat senang mendapatkan hadiah tersebut. Jo bilang kalau hadiah tersebut ia berikan karena Anggi telah dianggapnya seperti adeknya sendiri. “ Nggi kamu hati-hati ya? Kalau sudah sampai kasih kabar!” pesan Jo
“ Iya kak, thank’s yach toek semuanya” jo hanya tersenyum mendengarkan jawaban dari Anggi.
“ Na………..boleh aku bicara sama kamu”
“ kamu itu ada-ada aja she, ya bolehlah emang siapa yang berani larang kamu bicara” jawab Ratna heran
“ Na………jika ada cinta yang telah pasti ada didepan mata kenapa harus menunggu yang belum tentu arahnya”
“ Maksud kamu?”
“ Ega masih berharap sama kamu, dan tidak ada sedikitpun ruang dihatinya untuk cewek lain”
“ Kamu?”
“ Aku? Kami Cuma berteman dan sampai kapan pun kami akan tetap berteman”
“ Tapi…………….”
“ Na……………..jangan sampai kamu menyesali kaputusan kamu”
“ Tapi bagaimana dengan kak Marcell? Sekarang dia…………”
“ semua keputusan ada sama kamu, aku yakin kamu pasti tahu mana yang terbaik buat kamu” selesai berkata seperti itu Anggi memeluk sahabatnya itu dan berpamitan. Sesampianya dirumah Ratna masih terngiang akan perkataan Anggi dibandara tadi. “ kenapa melamun?” tanya Jo sembari memberikan Ratna minuman kaleng.
“ Eh……..enggak kok”
“ Udah deh sekarang jujur saja sama kakak. Kalau kakak boleh kasih saran, Anggi benar Buat apa kamu berharap sesuatu yang belum pasti sedangkan sesuatu yang kamu cari itu telah ada didepan mata kamu” kata Jo menasehati
“ Tapi kak, kakak tahu kan kalau Nana itu suka sama kak Marcell”
“ ok kamu suka sama dia tapi bagaimana dengan dia? Apa kamu yakin kalau dia juga suka sama kamu”
“ Kakak kok malah matahin semanngat aku she”
“ kakak bukanya matahin semangat kamu, coba sekarang kamu fikir, Marcell baru saja kehilangan orang yang sangat dia sayangi. Dia pasti akan butuh waktu yang tidak sebentar untuk mengobati hatinya itu dan sampai kapan kamu bisa menunggunya? Sampai kamu sadar kalau dia itu bukan untuk kamu? Atau sampai kamu sadar kalau nantinya akan ada wanita lain yang benar-benar dapat mengantikan Hany dihatinya? Na………kakak bicara seperti ini karena kakak sayang sama kamu, kakak gak mau melihat kamu terluka lagi”
“ Tapi Ega itu jahat kak”
“ Jahat kenapa? Kakak lihat dia benar-benar sayang sama kamu, dia anaknya baik”
“ Kakak belum tahu aja”
“ Bagaiman kakak tahu kalau kamu tidak beritahu kakak”
“ Dia mantan kekasih aku waktu SMA dulu”
“ Terus kenapa? Ada yang salah”
“ Kak……….”
“ Karena dia taruhan”
“ kakak tahu dari siapa? Pasti dari Anggi, dasar ember bocor” cerca Ratna.
“ kakak tahu dari siapa itu gak penting”
“ Kakak jawab aja pasti Anggi kan yang bilang ke kakak”
“ Bukan tapi Ega sendiri yang bilang ke kakak, dan kayaknya dia menyesal dan benar-benar inginkan kamu lagi, tapi bukan untuk taruhan melainkan dia benar-benar sayang sama kamu” setelah mendengarkan jo, Ratna pun menuju kamarnya dan berfikir tentang hal ini. Siangnya Ratna pamit sama Jo untuk pergi tempat Lili, sesampainya ditempat Lili dia meminta Lili untuk mau menemaninya kerumah Andri. Mula-mulanya Lili tidak mau karena tugas dari dosen yang akan dikumpul besok pagi belum juga selesai ia kerjakan. Namun Ratna pun terus meminta tolong padanya sehingga Lili pun tak sampai hati melihatnya. Akhirnya Lili menemani Ratna kerumah Andri. Sesampainya disana Andri mengantarkan Ratna dan Lili menuju taman belakang rumah Andri. “ sejak kejadian waktu itu dia sering melamun dan menyendiri” kata Andri setelah hampir sampai ditaman belakang. “ Apa orang tuanya tidak pernah kesini untuk menjenguknya?” tanya lili dengan hati-hati.
“ Orang tua Ega sudah bercerai sewaktu dia duduk dibangku SMP, dulu waktu SMA dia ikut nenek di jogja dan sekarang ibu ku meminta Ega untuk tinggal disini, Ega itu anak dari Adiknya ayah ku tapi kedua orang tua ku sudah menganggapnya seperti anak mereka sendiri dan aku juga sudah menganggap dia seperti adik kandungku, yach……walaupun usia kamu terpaut hampir sama” jelas Andri.
“ oh…..pantes, kalau ditanya masalah orang tua dia sering diam”
“ kamu kan temannya masak kamu gak tahu Na” tanya Lili penasaran
“ Emang she kami berteman dari SMA tapi dia itu anaknya pendiam tidak seperti anak laki-laki yang lainnya yang sering usil sama cewek”
“ mungkin ini akibat dari perceraian yang terjadi pada orang tuanya” jawab Andri
“ Ndri………Lili bisa tinggalkan saya!” pinta Ratna. Andri dan Lili pun meninggalkan Ratna. Ratna mencoba mendekati Ega yang sedang duduk dikursi rodanya dengan memetik gitarnya sambil mengalunkan lagu Masih Cinta miliknya Kotak. Dentingan suara gitar yang Ega mainkan memang sangat indah sampai membuat Ratna terdiam apalagi setelah Ega mengalunkan syairnya.
Tik tik tik Waktu berdetik
Tak mungkin bisa ku hentikan
Maumu jadi mauku pahit pin itu ku tersenyum
Kamu tah tahu rasanya hatiku saat berhadapan kamu
Tik tik tik air mataku
Biar terjatuh dalam hati
Mauku tak penting lagi biar ku buat bahagiamu
Kamu tak tahu rasanya hatiku saat berhadapan kamu
Kamu tak bisa bayangkan rasanya jadi diriku yang masih cinta
Tiba-tiba Ratna melanjutkan dua baris kata terakhir dalam syair lagu itu.
Kamu tak tahu hancurnya hatiku saat berhadapan kamu
Kamu tak bisa bayangkan rasanya jadi diriku yang masih cinta.
Ega sangat kaget melihat kehadiran Ratna sekaligus mendengarkan suara Ratna yang melanjutkan syairnya. “ hai……..” sapa Ratna
“ hai juga……..sudah dari tadi?”
“ Lumayan, aku boleh duduk disini?” Tanya nya sambil melihat bangku disebelah kursi roda milik Ega.
“ Oh…….silahkan”
“ ternyata kamu pintar juga ya bermain alat musik” sanjung Ratna
“ Cuma iseng kok daripada diam, ngomong-ngomong ada perlu apa neh tumben datang kesini?” tanya Ega penasaran
“ jadi ceritanya aku gak boleh datang kesini neh?” canda Ratna
“ Ya bukanya gitu Cuma aneh aja, biasanya mana mau kamu main kerumah cowok kalau gak ada urusan yang sangat penting”
“ iya juga she, tapi gak tahu kenapa aku pengen aja datang kemari, gak ganggu kamu kan?”
“ ada-ada ja kamu ini ya engggaklah, malah aku seneng kamu masih mau berteman sama aku”
“ udah gak usah ngomong kayak gitu”
“ Eh……… Anggi jadi pergi tadi?”
“ Yaiyalah kalau belum pastinya dia ikut aku kesini, hayo……..kangen ya sama dia, duch…….baru juga ditinggal udah kangen” canda Ratna.
“ yang kangen sama dia itu juga siapa orang aku Cuma tanya doank kok”
“ eh……..ngomong-ngomong kamu main gitarnya bagus lho……suara kamu juga gak kalah bagus kenapa gak coba jadi…………” belum sempat ia melanjutkan kata-katanya Ega telah menyambungnya
“ jadi penyanyi maksud kamu? Na-Na………mana ada penyanyi yang cacat kayak aku ini? Lagian aku Cuma sekedar hobi aja kok” Ratna merasa teriris hatinya mendengar ucapan Ega barusan. Ia pun mencoba menghiburnya.
“ kalau memang kamu niat dan ada usaha why not?”
“ sudahlah………gak usah menghibur aku kayak gitu, aku sudah cukup senang kok kamu mau datang kesini” kata Ega tulus. Tiba-tiba Andri dan Lili datang dengan membawa minuman dan makanan kecil.
“ Udah ngobrolnya?” tanya Andri sambil memberikan Ega Minuman kaleng. “ sebenarnya she belum Cuma gak mungkinlah aku usir kalian dari sini, he2…………..” jawab Ega ngakak. Setelah berbincang-bincang cukup lama Ratna dan Lili pun berpamitan pulang. Diperjalanan Lili meminta Ratna untuk menemaninya ke Mall untuk membeli peralatan mandi, sesampainya disana Lili langsung mencari kebutuhannya, sedangkan Ratna hanya menemaninya sambil melihat-lihat komestik terbaru yang sedang diGandrungi para kaum hawa saat ini. Tanpa sengaja Ratna menyenggol lengan seorang ibu yang sedang membawa belanjaannya, karena ibu tersebut terkejut jadi barang-barang belanjaanya terjatuh berserakan dilantai. Ratna membantu ibu tersebut untuk memunguti belanjaanya dan memasukannya ditempat semula. Ratna pun tak lupa meminta maaf kepada ibu tersebut, dan untungnya ibu itu pun mau menerima permintaan maaf Ratna. Setelah itu Ratna menghampiri Lili yang sedang mengantri di Kasir, “ Duch……..panjang benar she antriannya” Kata Ratna sambil menyenggol pundak sahabatnya. Lili yang mendengarkan Cuma tersenyum. “ Hei…….kenapa kamu tersenyum, ada yang lucu?” tanya Ratna heran
“ Lucu she gak Cuma kamu tu ya, kayak gak pernah belanja di Mall aja. Eh………iya aku lupa kamu kan kalau belanja memang gak pernah disini tapi dipedagang kaki lima” Ejek Lili namun Ratna tak menanggapi kata-kata Lili dengan serius, dia tahu benar bagaimana watak temannya yang satu ini kalau sudah bercanda tidak memikirkan apakah orang yang ia bercandai itu akan marah atau enggak. “ Yach…….Li, jangankan di pedagang kaki lima, orang aku kalau belanja dikaki tiga kok” Tambah Ratna
“ duch……..Larutan penyegar obat sariawan kali” Ratna dan Lili pun tertawa tekekeh-kekeh tanpa melihat orang-orang disekitarnya yang memandang mereka. Setelah membayar belanjaannya Lili mengajak Ratna menuju Salon. “ Mo ngapain she Li?” tanya Ratna heran
“ Mo beli Keripik”
“ Wah kriuk-kriuk donk”
“ Dah ah becanda mulu dari tadi. Kamu lihat kan ni rambut dah lepek, gak enak deh rasanya, kayak gimana gitu” jawab Lili dengan memegangi rambutnya sambil memainkan bibirnya seperti Olga syahputra kalau lagi siaran Acara dahsyat.
“ kamu sering kesini ya?”
“ sering she gak paling satu minggu sekali”
“ Apa? ngapain aja?”
“ Duch Na biasa aja kali, kamu mau sekalian gak?”
“ enggak deh……..ntar yang ada rambut ku malah tambah rusak lagi”
“ dasar orang aneh. Na kita tu sebagai cewek harus memperhatikan penampilan kita tahu”
“ ohya………….”
“ Kamu tu ya dibilangin bukannya bersyukur dan berterima kasih malah……” Lili pun tak melanjutkan kata-katanya karena orang yang diajaknya berbicara pergi entah kemana. Setelah selesai membenahi penampilannnya Lili mengajak Ratna untuk mengisi perut mereka. Setelah selesai mereka pulang kerumah Lili. Sesampainya dirumah Lili, Ratna langsung menuju kamar kecil.
“ Li……….kok baru pulang she?” tanya mama Lili yang sedang duduk-duduk sambil membaca majalah Fashion.
“ Eh…..ma kok tumben udah pulang?”
“ Iya tadi diButik gak seberapa rame, dari pada mama ngangggur mending mama pulang deh, bisa istirahat”
“ terus yang jaga butik sekarang siapa?”
“ ya kariawan mama lah, memangnya kamu mamu?”
“ ih……..ogah deh ma, dari pada lili harus jaga butik mama mending Lili tidur”
“ Dasar kamu itu, ehya……tadi kenapa Nana kok lari terberit-birit kayak orang kebelet”
“ memang, lagian mama kayak gak tahu dia aja sebentar-bentar pipis sampai capek deh kalau jalan sama dia”
“ Heh………gak baek ngomongin temen sendiri” tiba-tiba Ratna muncul.
“ kalau Cuma dikata-katain sama Lili she Nana sudah biasa te” kata Ratna sambil mencubit lengan temannya.
“ Aduh……sakit tahu” Lili pun menjerit kesakitan. Mama Lili yang melihatnya hanya tersenyum, karena tontonan seperti itu sudah kerap sekali ditontonnya ,Ratna sudah dianggap seperti anak oleh orang tuanya Lili, bahkan Ratna pun juga sering menginap dirumahnya Lili.
***
Sepulang dari kulliah Ratna bermaksud kerumahnya Andri namun ditengah perjalanan ia sadar ternyata diktat dari dosennya lupa ia bawa dan masih tertinggal didalam kelas. Buru-buru ia meminta Sopir angkot untuk berhenti, setelah itu ia naik angkot menuju kampusnya lagi. Sesampainya dikelas Ratna mencari bukunya namun tak juga ia temukan. Ia sudah panic tak tahu harus berbuat apa. ditengah kepanikan Ada seseorang masuk dalam kelas dan menghampiri Ratna yang tengah duduk terkulai lemas. “ Maaf, kamu sedang mencari buku ini?” Tanya orang tersebut. Ratna melihat buku tersebut dan ternyata buku tersebut memang miliknya. Ratna pun berterima kasih pada orang tersebut.
“ Duch………makasih ya, untung bukunya gak hilang”
“ Iya sama-sama. Makanya lain kali kalau mau pulang itu liat-liat dulu ada yang tertinggal apa gak”
“ iya, yaudah makasih ya. Aku harus pulang dulu”
“ ohya…….bareng aja , kamu rumahnya dimana sekalian aku juga mau pulang kok?”
“ Duch……..makasih deh tapi aku mau main dulu tempat temen”
“ Oh…yaudah lo’gitu” Duluan ya. Akhirnya orang tersebut pergi meninggalkan Ratna. Ratna pun menyusul keluar kelas dan menunggu Angkot diHalte. Tak seberapa lama Ratna mendapatkan Angkot yang akan mengantarkannya kerumah Andri. Setelah cukup lama duduk diangkot tersebut Ratna pun sampai dirumah Andri dan Ternyata Andri sedang tidak ada dirumah, ketika Ratna datang Ega saat itu sedang duduk dikursi rodanya. “ Hai…….” Sapa Ratna, Ega kaget karena melihat Ratna sudah berada dibelakangnya. “ hai juga, kapan datang?”
“ barusan kok. Eh……..siang-siang jangan melamun ntar kesambet lho”
“ kalau kesambet kamu she mau” Canda Ega.
“ Ye…….difikir Nana setan, he2…………..”
“ Ohya Ga gimana kalau kita jalan-jalan ketaman, yach dari pada dirumah mulu memangnya kamu gak bosen?”
“ memangnya kamu gak malu jalan sama aku?”
“ kenapa harus malu?”
“ Tapi………”
“ Udah, pokoknya kamu harus mau gak ada kata gak mau, yuck!”
“ Yaudah tapi aku panggil pak Jo dulu ya” Ega pun menyuruh bi’Nah pembantu rumah tangga Andri untuk memanggil pak Jo, supir keluarga Andri. Sesampainya ditaman Ratna mengajak Ega duduk didekat kolam kecil yang dipenuhi dengan bunga-bunga. Setelah itu Ratna minta pamit untuk pergi sebentar, tak berapalama kemudian Ratna datang dengan membawa Gitar kesayangan milik ega. Dia pun memberikan gitar tersebut pada Ega dan menyuruh Ega untuk memainkannya.
“ Mau lagu apa?” TanyaNya setelah memegang gitar kesayangannya.
“ Lagu apa aja yang penting enak didengar” Ega pun mulai memainkan Lagu miliknya Unggu dengan Andai ku Tahu. Belum juga dua baris ia menyanyikannya Tiba-tiba Ratna meminta Ega untuk mengakhiri lagu tersebut.
“ Kenapa Na? suara aku jelek ya?”
“ Aku gak mau dengar lagu itu lagi”
“ Lho…….tapi kenapa?”
“ kamu kayak mau mati besok aja”
“ lhoh kan Cuma lagu Na”
“ pokoknya aku gak mau dengar lagu itu” Ratna memang selalu begitu apabila mendengarkan lagu tentang Kematian. Bukan karena ia tidak suka lagunya tapi ketika mendengarkan lagu tersebut ia kebayang tentang kematian dan akan menggangunya sampai terbawa dalam mimpinya.
“ Yaudah, ganti lagu lain aja tapi apa?”
“ Tercipta Untuk Mu”
“ Siapa?”
“ Kok siapa she, Lagunya Unggu donk” Akhirnya Ega pun menuruti permintaan Ratna. Mereka pun menyanyikan lagu tersebut berbarengan. Setelah lagu itu usai Ega memegang jari jemari Ratna dan berkata,” Na……..aku sayang sama kamu” Ratna tak dapat berkata apa-apa, ia hanya tersenyum mendengarkan ucapan Ega yang terdengar begitu tulus.” Na……..aku gak akan mengharapkan kamu bisa kembali memiliki rasa yang sama seperti dulu tapi aku Cuma pengen kamu tahu kalau aku sayang sama kamu sampai kapan pun”. Setelah berkata seperti itu Ega mulai memainkan gitarnya kembali, ia menyanyikan Lagunya Peterpan dengan Semua Tentang Kita. Ratna pun mengikuti Ega menyanyikan lagu tersebut. Setelah cukup lama berada ditaman Ratna mengajak Ega pulang. Sesampainya diRumah Andri Ternyata Andri sudah berada dirumahnya.
” Duch…..yang habis jalan-jalan. Pas happy aja gak mau ajak-ajak kalian ini”
“ Salah siapa tadi kamu gak dirumah” Jawab Ratna tanpa memperhatikan Andri. Ratna pun membantu Ega untuk duduk diSofa dimana Andri sedang duduk sambil menonton Tv. Akhirnya Mereka pun menonton Tv berbarengan. Tiba-tiba Bunyi dering Hp Ratna yang khas mengagetkan Ratna, ia pun cepat membukannya ternyata ada pesan masuk dari jo. Setelah membukannya Ratna pun berpamitan pada Andri dan Ega.
“ Mau dianter Na?” tanya Andri sambil melirik kearah Ega.
“ Gak Usah, Nana bisa pulang naek angkot kok”
“ enggak apa-apa, lagian aku juga mau beli minuman kaleng kok kebetulan persediaan sudah habis” akhirnya Ratna pun pulang dianter Andri. Diperjalanan Andri bertanya pada Ratna yang cukup mengagetkannya.” Na kamu itu sebenarnya masih menyimpan perasaan sayang gak she buat Ega?” Ratna gelagapan mendengar pertanyaan Andri dan dia tidak tahu harus menjawab apa. “memangnya kenapa Ndri?”
“ Aku gak mau aja kamu Cuma mempermainkannya”
“ maksud kamu itu apa?”
“ Kamu sudah tahu sendiri bagaimana keadaan Ega saat ini, aku hargai kebaikan kamu tapi aku minta kalau kamu sudah gak punya perasaan itu jangan beri Ega harapan.
“ aku Cuma berbuat selayaknya seorang sahabat, apa itu salah?”
“ Enggak tapi cara kamu yang salah”
“ salah kamu bilang? Jadi menurut kamu salah kalau aku perhatian sama Ega. Kamu kan tau sendiri bagaimana keadaan Ega, saat ini dia butuh perhatian dan penyemangat buat malalui masalah ini”
“ Boleh kamu perhatian tapi yang sewajarnya”
“ Menurut kamu yang sewajarnya itu yang seperti apa?”
“ Na………dia itu setiap hari Cuma bicara tentang kamu terus, gak ada yang lain” Ratna pun terdiam mendengarkan kata-kata Andri. Dia memahami betul perasaan Andri, dia Cuma tidak mau kalau Ega akan terluka tapi ia sendiri juga tak tahu harus berbuat apa. dia sendiri belum yakin akan perasaanya sendiri terhadap Ega, orang yang pernah ada didalam hatinya semasa duduk dibangku SMA.
***
Sebulan sudah Ratna sering datang kerumah Andri sepulangnya dari kuliah. Ia selalu memberi Ega semangat untuk melalui ujian ini, terkadang Ratna membawakan film terbaru dan menontonnya diRumah Andri, mengajaknya jalan-jalan ketaman dan bernyanyi bersama-sama. Namun siang itu Ratna tak pergi keRumah Andri, dia diAjak oleh jo untuk membesuk Dina yang sedang dirawat dirumah sakit karena terkena demam berdarah. Namun sepertinya Ega berfikir lain kalau Ratna tidak datang karena sudah bosan menemaninya. “ Hoi…………….melamun aja dari tadi loe, gi mikirin apa she?” sapa seorang cowok yang memiliki tubuh kurang lebih 170 cm ini dengan senyuman khasnya disertai dengan lesung pipit disebelah kanan pipinya. “ Eh………sialan loe, gue fikir siapa” jawab Ega kesal
“ memangnya lagi mikirin apaan she, sampe segitunya?” tanya cowok tersebut penasaran
“ Ada deh…….”
“ Coba gue tebak, pasti loe lagi mikirin kapan bisa masuk kuliah lagi, iya kan? Soalnya loe sudah kangen ma dunia kampus dan gak bisa jauh-jauh dari gue. Yach gue maklum aja she secara gue ini sobat loe yang paling cakep and yang paling keren” kata lelaki tersebut Narsis.
“ Narsis amat loe”
“ Tapi bener kan?”
“ Makanya lo’ punya cita-cita itu jangan pengen jadi peramal atau dukun, jadinya kayak gini kan”
“ Terus”
“ Princess”
“ Ohya are U sure”
“ that’s right”. Tiba –tiba suara bel berbunyi, bi’inah pun cepat-cepat membukanya. Tak berapa lama bi’inah masuk kedalam rumah lagi. “ Siapa yang datang bi’?” tanya Ega penasaran. Sepertinya Bi’Inah tidak menghiraukan pertanyaan Ega, dia langsung saja nylonong menuju dapur untuk melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda. Melihat tingkah Bi’Inah yang tidak menghiraukannya Ega pun kesal. Ia mencoba bertanya kembali dengan nada suara agak tinggi. Namun Bi’Inah tetap tidak menghiraukannya. Tiba-tiba dari arah ruang tamu muncul seseorang. “ duch……jangan marah-marah donk! Ntar cepet tua and jauh dari jodoh baru tahu rasa kamu”. Ega dan temannya yang mendengar suara tersebut langsung mencari sumber suara itu. Dan begitu mendapatnnya Ega pun mengembangkan senyumannya. “ Kirain gak datang?” sapa Ega dengan wajah berbinar-binar. “ Ya gak mungkinlah, aku tahu pasti kamu fikir aku dah gak mau lagi menemani kamu, iya kan?” jawab Ratna.
“ habisnya tumben aja, biasanya kan sepulang kuliah kamu kesini dan kalau ada apa-apa pasti kamu kasih kabar tapi ini gak”
“ Iya deh maaf habisnya tadi sepulang kuliah aku diajak kak Jo untuk membesuk mba’Dina yang sedang dirawat”
“ Memangnya Dina kenapa?”
“ Kena demam berdarah”. Merasa dicuekin teman Ega pun berdehem untuk mengingatkan mereka bahwa masih ada orang selain mereka berdua. Ega pun sadar dengan maksud deheman temannya itu. “ ohya Na, kenalin ini temanku satu kelas namanya ferry memang she orangnya rada-rada nyebelin tapi asyik kok” Ega pun mengenalkan temannya itu dengan Ratna. Mereka pun berjabat tangan dan saling menyebutkan namannya masing-masing. “ Hei……..bukankah kita pernah ketemu sebelumnya, tapi dimana ya” kata cowok tersebut.
“ iya-ya, tapi dimana?”
“ lhoh kalian sudah saling kenal rupannya?” tanya Ega
“ Ohya……..gue inget sekarang, loe anak FKIP kan?”
“ Iya, tapi………..” Ratna masih mengingat-ngingat siapa cowok tersebut.
“ loe yang waktu itu bukunya ketinggalan dikelas, iya kan?”
“ Ohya…….gue lupa. Maaf ya! Gak disangka kita malah ketemu disini”
“ Iya”
“ Wah lo’ gitu kebetulan sekali, kalian selalu bertemu dengan tidak terduga” sela Ega ditengah-tengah keterkejutannya.
“ Wah………….sekarang gue tahu” sindir Ferry
“ Tahu apa” Tanya Ega penasaran
“ Ini kan maksud kamu?” Tanya Ferry dengan melirik kearah Ratna. Ratna pun menjadi bingung dengan tatapan mata Ferry kepada Ega. “ maksud kalian itu apa she?” tanyannya penasaran
“ Eh……..enggak kok, Memang tu anak sering buat orang bingung. Jangankan kamu, aku aja yang sudah berteman dengannya lama aja sering dibuatnya bingung” Jawab Ega gelagapan. Ia pun memberi isyarat pada sahabatnya itu untuk tidak mengulannginya lagi.
Kemudian mereka menonton film dari kaset yang dibawa oleh Ratna. Setelah film itu selesai tak berapa lama kemudian Ratna pun minta izin pada Ega untuk pulang. “ Yaudah sekalian aja bareng sama gue! Gimana” pinta Ferry setelah berbisik-bisik dengan Ega.
“ Apa gak merepotin neh?”
“ Kalau rumah loe di Arab Saudi sana baru gue merasa direpotin”
“ Memangnya kamu fikir aku mau Naik haji”
“ kali aja……..” akhirnya mereka pun meninggalkan rumah Andri. Diperjalanan mereka saling berdiam diri, tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut mereka. Ratna pun tak tahan dengan situasi seperti itu, ia pun membuka percakapan namun sepertinya Ferry merasakan hal yang sama sehingga mereka pun berkata serempak. “ yaudah kamu duluan aja” pinta Ratna
“ Enggak deh, loe aja. Ladies first”
“ Kok gitu, ya gak boleh donk. Kan sudah jamannya Emansipasi wanita”
“ Yaudah kalau itu mau Loe. Loe sudah lama kenal sama Ega?”
“ Lumayanlah sudah dari Sma kelas Dua.
“ Ega sudah banyak cerita lho tentang Loe”
“ ohya…..crita apa aja?” tanyanya penasaran
“ Ih………penasaran banget kayaknya. Memangnya kenapa she kok kalian bisa sampai putus?”
“ gak tahu ya, mungkin karena waktu itu aku belum siap aja”
“ Belum siap? Untuk apa?”
“ aku sendiri juga bingung”
“ terus sekarang kamu ada niat gak buat balikan sama dia?”
“ kita lihat saja nanti”
***
Hari ini adalah tanggal 10 februari. Itu berarti tinggal empat hari lagi kebanyakan remaja merayakan hari Valentine. Dan ini adalah saat yang ditunggu oleh setiap insan yang mempunnyai pasangan, karena kebanyakan dari mereka menjadikan hari empat belas februari sebagai hari kasih sayang. Tapi menurutku hari kasih sayang itu dicurahkan not only empat belas februari but also every day. Yach……tapi itu kan Cuma sekedar opini aja. Walau begitu sebenarnya jauh dilubuk hati ingin she merayakan empat belas februari ini bersama orang yang benar-benar aku inginkan. Namun entah sampai kapan semua ini akan tewujud atau terlaksana. Only God Knows.
“Na………” Ratna pun menoleh ketika mendengar namannya disebut. Ternyata Lili sedang berada dipojok kelas dengan menenteng berbagai macam bunga, dari bunga Mawar, Melati, anggrek dan lain-lain sampai bunga yang sama dengan namanya yaitu Lili.”Bantuin donk!” pintanya setelah dekat dengan Ratna, Ratna pun membantunya membawakan beberapa Bunga dari tangan Lili. “memangnnya mau dibawa kemana bunga sebanyak ini Li?”
“ Ada salah satu mahasiswa sini yang memesan bunga ini, katanya she buat perayaan Valentine gitu………..”
“ Memangnya gak Layu apa? memesan kok jauh-jauh hari”
“ Duch bo’ kayak gak tahu aja deh kamu itu, kalau pesannnya sehari sebelum Valentine kebanyakan bunga yang ada tinggal sisaan dan itu berarti Bunganya tinggal yang jelek-jelek. Kan gak lucu bunga buat seseorang yang disayang kok jelek”
“ Yang penting kan niatnya”
“ Yaudah deh ya terserah kamu mau kasih opini apa, aku gak mau tahu soalnya yang aku tahu adalah aku mengantarkan pesannan ini sampai tujuan dan aku bisa mendapatkan bayarannya, kan lumayan tuch bisa buat beli sesuatu untuk Andri ku tercinta.
“ Jadi kamu jual bunga-bunga ini buat beli kado untuk Andri?”
“ HE2……………”
“ Gila Loe ya?”. Siangnya sepulang dari mengantarkan Lilli untuk mengantarkan Bunga-bunga itu Ratna diAjak oleh Jo untuk pergi mencari sesuatu untuk Dina. “ Aku heran deh………tanggal empat belas februari banyak banget yang Repot”
“ Repot? Enggak juga lagi, ini kan Cuma satu tahun sekali lagian buat orang yang disayangi apa she yang gak”
“ berarti Hari kasih sayang itu Cuma empat belas februari donk?”
“ Ya nggak gitu juga she, Cuma kan empat belas februari itu dijadikan sebagai symbol hari kaasih sayang”
“ Kenapa harus Empat belas februari, kenapa gak tanggal dua puluh empat September?”
“ ye………itu sih maunya kamu. Udah ah…..sekarang dari pada kamu nyerocos yang gak penting mending kamu Bantu kakak milih kado buat Dina” mereka pun memilah-milih benda yng dianggapnya sesuai untuk kado Valentine. “ Eh kak Btw any way bus way gimana kabarnya kak Marcell kok lama sih gak pernah main lagi kerumah?”
“ Duch…….kangen ya?”
“ Ya enggak gitu sih, Cuma heran aja semenjak kematian mba’Hany kayaknya kak Marcell berubah banget”
“ Maklum aja lah Na”
“ terus sekarang kak Marcell masih kuliah kan?”
“ ya masih donk” Ratna dan Jo pun melanjutkan pencariannya. Malam ini Angin begitu kencang seperti ingin menghancurkan seluruh kota Jakarta. “ Na……..ngapain diluar?” sapa Jo ketika melihat Ratna sedang duduk dihalaman samping rumah.
“ Kak kok kayaknya mau ada banjir besar ya?” Tanyanya tanpa menghiraukan pertanyaan Jo.
“ Huz………..jangan ngomong yang macam-macam ah”
“ Siapa yang ngomong macam-macam orang Nana cuma tanya satu macam kok”
“ Sudah sekarang mending kamu masuk entar kehujanan, sakit baru tahu rasa kamu”
“ kakak kok doain Nana kayak itu sih?”
“ Makanya masuk” Ratna pun masuk kedalam rumah. Tak berapa lama kemudian gerimis pun datang dan disusul oleh suara geluduk yang menggelegar. Ratna hanya dapat melengkurkan badannya disofa depan Tv yang baru saja dimatikan oleh jo. Pagi harinnya Ratna dan Jo sepertinya masih diselimuti oleh mimpi indahnya sehingga suara bel berbunyi tanda ada tamu pun tak sampai terdengar oleh mereka. Baru setelah bunyi weker dari atas tempat itdurnya Ratna terbangun dan alangkah terkejutnya dia karena jam telah menunjukan pukul 09.00 WIB. Ratna pun terpontang panting mencari handuknya dan langsung menuju kamar mandi yang berada didalam kamarnya. Setelah mempersiapkan diri untuk berangkat kuliah Ratna pun sadar kalu ternyata jo belum juga bangun dari tidurnya. Ia pun bergegas menuju kamar Jo dan menggedor pintunya dengan cukup keras. Jo yang mendengarnya dari dalam terbangun dan menuju pintu tersebut. “ Ada apa sih Na, ketuk pintu itu mbo’Yao yang sedikit sopan, kalau kakak punya penyakit jantung kan kakak bisa……….”
“ sudah ah………tahu gak ini jam berapa? Jam 09.30 memangnya kakak gak mau kuliah?” jawab Ratna sambil melototi jam yang berada dipergelangan tangan kirinya.
“ apa?” Tanya Jo terkejut. Ia pun Cepat-cepat membersihkan dan merapikan badannya. Setelah menunngu cukup lama Jo pun keluar dari kamarnya, mereka pun langsung meninggalkan parkiran rumahnya. Dan dengan kecepatan penuh Jo melarikan Motor kesayangannya itu. Sesampainya dikampus Ratna tak dapat berbuat apa-apa karena Dosen yang mengajar mata kuliah jam pertama telah meninggalkan ruangan dan itu berarti Ratna tak mengikuti mata kuliah Bu’Rita yang menjadi dosen vaforitnya, menurutnya Bu’Rita adalah dosen yang paling bisa memahami kebutuhan mahasiswanya, baik itu tentang mata kuliah maupun tentang perkembangan dunia anak muda saat ini. “ heh….kenapa gak datang nanti habis dzuhur aja?” sindir lili dengan menasang muka penuh tanya.
“ Duch Li……..aku tadi bangunnya kesiangan habisnya semalam hujannya deras banget sih”
“ Hello…………gak ada hubungannya kali kuliah telat sama hujan deras semalam”
“ Ya adalah………kan gara-gara hujan semalam aku jadi pulas tidurnya sampai gak inget waktu”
“ Lo’ itu mah dasar kamunya yang gak bisa menghendel waktu tidur kamu”
“ ini semua gara-gara Hujan semalam, sampai akhirnya aku harus ketinggalan mata kuliah Bu, Rita”
“ Ye……….itu si Desi”
“ Ih…..kamu apa-apaan sih namaku kan Ratna”
“ maksud aku itu DErita Situ, odong”
“ Lili…………” Ratna pun mengejar Lili yang telah berlari duluan karena ia tahu temannya yang satu ini paling bisa buat badan jadi bentol-bentol gara-gara cubitan mautnya. Karena keteledorannya berlari tanpa melihat kiri-kanan sehingga ia menabrak seseorang dari arah yang berlawanan. “ aduch…………..maaf ya!” pintannya kepada orang yang baru saja ditabraknya itu. Ratna pun membantu memunguti Kertas-kertas yang berserakan dilantai karena ia tabrak tadi. Setelah selesai memunguti kertas-kertas tersebut Ratna baru sadar kalu ternyata orang yang barusaja ia tabrak itu adalah Ferry. “ Hei………kamu kok bisa ada disini?”
“ Iya nih…….mau ngumpul tugas kebetulan tadi dosennya pesan kalau sudah selesai suruh nganter difakultas FKIP.
“ Oh……..memangnya tugas apa sih?”
“ Kuis barusan”
“ Kok dianter berarti tadi kuis nya gak ditungguin sama dosennnya donk? Enak banget”
“ Siapa bilang enak, lo’aku sih mending ditunggui dari pada ditinggal”
“ Kok gitu?”
“ Yaiyalah, Lo’ ditungguin itu ada kemungkinan soalnya itu yang jawabannya ada dibuku tapi lo’ ditinggal itu berarti gak ada sama sekali dibuku”
“ Oh…….gitu ya?” Tanya Ratna heran. Ratna pun menemani Ferry untuk menemui dosennya. Setelah memberikan tugasnya Ratna bersama Ferry menuju kantin dilantai bawah pojok yang menurut Ratna sih makanannya terkenal enak selain itu harganya juga sesuai dengan ukuran kantong mahasiswa. “ ohya………Valentine mau kemana nih?”
“ Aku pengen ngajak jalan-jalan Ega tapi aku gak tahu harus kemana”
“ gimana kalau kalian jalan-jalan diDanau dekat taman, kayaknya romantis tuch…….ya kali aja kalian bisa sekalian bernostalgia,he2……………”
“ Apa-apaan sih kamu?”
“ lha iya kan, kamu ngajak Ega jalan-jalan karena kamu masih suka sama dia”
“ Kok kamu bilang gitu?”
“ Aku senang kok kalau kalian bisa bareng lagi kayak dulu, yach………setidaknya kamu memberikan sesuatu sebagai kenang-kenangan buat Ega sebelum ia benar-benar pergi”
“ Maksud kamu?”
“ jadi Ega belum cerita sama kamu?”
“ Cerita apa?”
“ Oh……enggak kok. Gak ada apa-apa”
“ Fer………please crita ke aku”
“ Udah gak ada apa-apa kok, santai aja kali” Ratnapun diliputi rasa curiga dan penasaran terhadap Ferry namun ia tak mau memaksa Ferry untuk menceritakan nya. Baginya sesuatu yang dipaksa itu tidak akan mendapatkan hasil yang diinginkan.
***
Hari ini adalah tanggal tiga belas februari dan itu berarti bahwa Malam nanti adalah malam Valentine. Dan keEsokan harinnya akan penuh diwarnai dengan keceriaan remaja yang merayakan Valentine dan biasannya dihari Valentine akan bertebaran berbagai macam Coklat, bunga dan bingkisan-bingkisan buat orang yang tersayang, selain itu juga Warna pink akan menjadi warna yang sangat disukai atau dipilih bagi para remaja khususnya remaja putri, dari baju, asesories, sandal dan mungkin bungkus buat kado dan coklatnya pun berwarna pink. Siang itu sepulangnya dari kuliah Ratna pergi kerumah Ega, ia berniat akan mengajaknya jalan-jalan dihari Valentine esok. Namun niat Ratna sepertinnya tak direstui oleh yang diatas karena sesampainya ia dirumah Andri ia dikejutkan dengan mobil ambulan yang akan membawa Ega kerumah sakit. Sejenak Ratna terpaku dan tak dapat berbuat apa-apa, namun ia cepat sadar dan menghampiri Andri dan Ferry yang kebetulan akan masuk kedalam Mobilnya Ferry.
“ Ndri, Fer apa yang terjadi sama Ega?” Tanyannya panic
“ kaker otak itu kembali menyerang Ega”
“ Kanker otak?” Ratna tak dapat mengendalikan dirinnya, sesaat ia tak tahu apa yang terjadi pada dirinnya ia hanya merasakan kalau tubuhnya sangat lemas, penglihatannya kabur dan kepalanya muter-muter dan pusing. Tak berapa lama Ratna pun sadar dari pingsannya, ia mendapati Lili, Ferry, Andri ada disebelahnya dan menunggunya dengan cemas. “ Syukurlah kamu sudah sadar Na” kata Lili dengan cemas
“ Dimana aku?”
“ Kamu ada dirumah sakit”
“ Ega? Bagaimana keadaan Ega?”
“ Kamu yang tabah ya Na, kita hanya dapat berdoa dan meminta pada sang pencipta agar Ega masih diberi kesempatan untuk bisa bersama-sama dengan kita”
“ Sebenarnya apa yang terjadi sama Ega?”
“ Na……..Ega menderita kanker otak, dan sudah stadium lanjut” ferry mencoba menjelaskan dengan hati-hati.
“ Apa?” Ratna merasa seperti ada sesuatu yang sangat keras yang menghantam ulu hatinnya. Hanya air matannya yang berlinang yang mampu menggambarkan bagaimana perasaanya saat ini. Tiba-tiba dokter yang merawat Ega datang dan memberitahu bahwa Ega ingin bertemu dengan Ratna. “ Hai……..” sapa Ratna
“ Hai juga, kenapa mata kamu sembab?” Ratna tak dapat berkata apa-apa ia hanya memandangai Ega dengan penuh ketidak percayaan, Ega yang selama ini ia kenal selalu ceria menderita Kanker otak. Dan mungkin ini adalah hari terakhirnya untuk bisa bertemu dengannnya. “ Na………terima kasih atas semua kebaikan kamu selama ini, kamu sudah memberikan warna dalam hidupku”
“ Ga………..aku gak mau kamu pergi lagi dari aku, aku ingin kamu selalu ada disamping aku”
“ Kenapa?”
“ Aku……………aku………”
“ Na………aku sudah bahagia bisa kenal dan pernah jadi bagian hidupmu walau itu Cuma sebentar, itu adalah hadiah terindah buat ku selama hidup ini, aku berharap semoga kamu bisa menemukan sosok seseorang yang mampu membuat kamu bahagia dan bisa menyayangi kamu dengan tulus”
“ Aku sudah menemukannya, kamu mau tahu siapa orangnya?”
“ Siapa?”
“ Kamu” Ratna pun kembali meneteskan air matanya. Ega tak mampu melihat air mata dipipi Ratna, ia pun mengusapnya dengan lembut dan menggenggam tangan mungil itu.
“ Na………ketahuilah bahwa Cuma kamu yang ada dalam hati ini dari kita kenal sampai sekarang dan mungkin sampai didunia yang berbedapun hati ini akan tetap milikmu”
“ kalau begitu, kamu harus sembuh untuk aku!”
“ ini sudah takdir Na”
“ Lawan takdirMU”
“ Na………kan kamu pernah ngomong kalau jodoh, rejeki dan maut itu sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa, dan kamu harus percaya itu”
“ Tapi aku gak mau kalau……………”
“ Na………sepertinya Ferry suka sama kamu, kamu bisa memulainya lagi denganya!”
“ Ga……..”
“ Na………..inget, life must go on”
“ tapi bagaimana aku bisa menghadapi hari-hariku tanpa kamu”
“ Kamu pasti bisa, karena aku yakin kamu wanita yang tegar dan hebat”
“ Ga……….sebenarnya aku sudah merencanakan akan merayakan Valentine ini sama kamu”
“ Aku sudah tahu, Ferry yang memberitahukannya, Na bisa tolong panggilkan yang lainnya!” Ratna pun memanggil Andri, Ferry, Lili, dan orang tua Andri. merekapun masuk kedalam ruangan dimana Ega sedang terbaring lemah dan tak dapat berbuat apa-apa.
“ om, tante……….terima kasih ya untuk semua yang om dan tante berikan sama saya, saya sangat bersyukur bisa mempunyai keluarga seperti kalian.
“ Ega……….kamu jangan berkata seperti itu nak, tante dan om sangat bahagia bisa merawat kamu, tante dan om juga tidak pernah merasa terbebani kami semua sayang sama kamu.
“ terima kasih om, tante. Salam ya tante buat mama dan papa Ega!”
“ Mereka pasti akan merindukannmu sayang”
“ Ndri thanks yach buat yang semua kamu udah lakuin buat aku”
“ Ga…………kita itu saudara, aku wajib melakukannya, dan aku sangat bahagia punya saudara sepertimu”
“ Li……….kamu yang rukun ya sama Andri, dia itu sangat sayang sama kamu”
“ Aku tahu” jawabnya dengan suara parau dan menahan air matanya agar tidak jatuh.
“ Fer………loe mamang sobat gue yang OK banget, aku bersyukur bisa kenal dan menjadi sahabat kamu”
“ Ga………….” Ferry tak dapat berkata apa-apa lagi, ia pun meneteskan airmatanya seperti yang lainnya.
“ Hei……….kenapa Loe nangis, gue baru lihat kali ini loe nangis, jelek tahu”. ferry pun tak dapat berkata-kata apa- apa lagi, air matanya jatuh semakin deras, ia tak dapat menanggapi perkataan sahabatnya itu. Setelah berkata seperti itu Mata Ega tertuju pada sosok gadis yang disayanginya itu, ia tak dapat berucap lagi, tangannya meraih tangan gadis itu lalu tersenyum kepadannya dan semua orang yang berada dirungan itu dan sesaat senyuman itu sedikit demi sedikit pudar dan hilang, sama seperti genggaman tangnnya pada gadis itu. Semua orang yang berada disana mengalirkan air mata dan berucap INNALILAHI WAINALILAHI ROJIUN.
Pagi itu di pemakaman tampak orang –orang berdatangan untuk berbela sungkawa atas kepergian Ega menghadap sang pencipta. Ratna dan orang-orang yang mencintai Ega bergantian menebarkan kembang diatas peristirahatan terakhirnnya. Orang-orang mulai meningalkan tempat itu setelah acara pemakaman selesai. “ Na……….kita pulang ya!” pinta Jo pada Ratna, namun sepertinya Ratna tak menghiraukan kata-kata Jo, ia masih tetap duduk disamping pemakaman Ega dan menangis. “ Na………yang tabah ya! Kita berdoa saja semoga Ega dapat diterima disisiNYA”
“ kakak pulang saja dulu, Nana masih mau menemani Ega disini, nanti kalau semua pada pulang Ega sendirian” JO pun tak kuasa mendengar kata-kata Ratna barusan, ia memahami betul bagaimana perasaan adik sepupunya saat ini.
“ Tapi Nana juga harus istirahat!”
“ Nana gak capek kenapa harus istrahat?”
“ Ya sudah kakak pulang dulu ya? Kakak tunggu Nana dirumah!” jo pun meninggalkan Nana yang masih duduk sambil menatapi tanah yang masih basah itu.
“ Na………..kita semua sayang sama Ega, dan kita semua juga merasa kehilangan, tapi kita tidak boleh terus berlarut dalam kesedihan ini, Ega pasti juga akan sedih kalau kamu terus-terusan seperti ini” bujuk Ferry
“ Tapi masih ada yang belum Aku katakan padanya”
“ Bahwa kamu sayang sama dia? Dia sudah tahu kok”
“ Kamu yang kasih tahu?”
“ Semua orang juga tahu kalau kamu itu masih sayang sama dia”
“ Tapi……..”
“ Na……..kamu inget kata Ega kan, Life Must Go On”. Valentine kali ini akan menjadi valentine yang paling menyedihkan buat semua orang yang menyayangi Ega. Begitu juga dengan Ratna.
***
Sebulan sudah Ratna melalui hari-harinya tanpa Ega disampingnya. Terkadang Jo maupun Lili mengajak Ratna jalan-jalan atau nonton untuk menghiburnya. Terkadang juga Ferry. Namun semua itu tak dapat menghapus kesedihan Ratna. Siang itu sepulangnya ia dari kuliah, ia langsung masuk kamarnya, ketika ditanya oleh Jo apakah ada masalah Ratna hanya menjawab masih pengen sendiri. jo pun membiarkannya untuk sementara waktu. Diatas ranjangnya Ratna teringat kembali akan kebersamaanya dengan Ega dari SMA sampai sebulan yang lalu. Sungguh banyak kenangan yang terukir dihatinya. Untuk menghilangkan sepi Ratna pun memutar Radio yang ada di Meja belajarnya, ia mencari gelombang radio kesayangannya,lalu ia pun ia mendengarkan sang Penyiar radio yang sedang membacakan Request dari Fansnya. Tiba-tiba sang penyiar radio itu pun memutarkan Lagu Peterpan dengan single Semua Tentang Kita berdasarkan Request yang masuk. Ratna yang mendengarkannya terbawa perasaan sampai ia meneteskan airmatanya, lalu ia pun mengambil selembar kertas dan pulpen,
Suara detik jam berdetak selalu
Namun tidak begitu pula dengan hatiku
Diam, terpaku, itulah yang ku rasakan saat dia mengalunkan syair indah untukku
Ketenangan, kedamaian, serta kebahagiaan saat aku bersamannya
CINTA…………..
Mungkin itu kata yang tepat untukku
Kata yang mampu mewakili perasaanku
Namun Kini semua berubah
Kesepian, kesedihan dan airmata yang aku dapatkan
Lalu akupun cepat sadar ternyata dia bukan untukku
Dan aku hanya bisa membawa cinta ini dalam hati.
Setelah menulis beberapa kalimat itu Ratna pun tertidur. Pagi harinya Ratna pun bangun lebih awal, dia berjanji bahwa hari ini dia akan kembali seperti dulu, seorang Ratna yang penuh dengan keceriaan. Dia tidak mau terus berlarut dalam kesedihan, ia teringat akan kata-kata Ega bahwa Life Must Go On. Ia akan menjadikan Ega sebagai kenangan terindahnya.
***
Hari ini tepat tanggal Tiga belas februari. Semua orang mempunyai persiapan untuk merayakan hari Valentine dengan pasangannya masing-masing. Ratna yang duduk dibangku kursi tempat duduknya tiba-tiba harus terkejut karena Lili yang memanggilnya dengan suara yang sangat keras.” Hoi……..bu’ melamun aja neh?”
“ Kamu masih inget gak Li, satu tahun yang lalu sepulangnya dari kuliah, kita kehilangan Ega untuk selamanya” tanya Ratna pada sahabatnya itu tanpa menghiraukan pertanyaanya.
“ Na………sudah ya!” lili mencoba menenangakan sahabatnya itu, ia takut kalau Ratna akan terbawa perasaannya dan menangis lagi teringat kejadian satu tahun yang lalu.
“ Li………….sekarang aku jadi takut setiap tanggal tiga belas itu datang”
“ Na…………didunia ini tidak ada yang perlu kita takutkan, kita hanya boleh takut dengan sang pencipta”
“ tapi aku tidak yakin kalau aku mampu melewati hari ini dan esok”
“ Aku akan selalu ada buat kamu Na” Lili pun memeluk sahabatnya itu. Malam itu terdengar lebih ramai dari pada malam-malam sebelumnya. Banyak pasangan muda-mudi yang menghabiskan waktunya berdua. Didalam kamar Ratna hanya melamun, “Jo pun pergi dengan Dina, sementara Lili pastilah pergi dengan Andri sang pujaan hatinya, sedangkan Ferry sudah lama sekali aku tak bertemu dengannya, ohya apa kabarnya Teman-temanku, Rini, Anggi, Dinda, sudah lama sekali rasannya aku tak berkomunikasi dengan mereka, kalau aku telephone or Sms pastilah nanti aku menggangu, mungkin saat ini mereka sedang bergembira dengan pasangan masing-masnig” Ratna pun terbangun dari lamunannya, ia mendengar dari pintu depan sepertinya sedang diketuk oleh seseorang. Merasa tak ada orang lain dirumah itu pun Ratna bergegas membukakan pintu. Setelah pintu dibuka betapa terkejutnya Ratna karena melihat Ferry telah berada didepannya dengan membawa beberapa mawar merah yang telah terikat dengan rapi.
“ Hai………..” sapanya
“ Hai juga……….”
“ kamu gak ada planning buat keluar rumah?”
“ Malez………lagian juga keluar tanpa teman dimalam Valentine seperti ini bukan solusi yang terbaik”
“ tapi situasi itu akan menjadi terbaik apabila kamu mau pergi ke Acara Valentine dengan ku!”
“ what?”
“ Na……….apakah kamu akan membiarkan aku menunggu lagi setelah satu tahun lamanya aku menunggu?”
“ Tapi Fer…………”
“ baiklah aku tidak akan memaksamu untuk pergi dengan ku, tapi kalau kamu bersedia aku ingin melewatkan malam Valentine ini bersama mu”
“ Cuma malam Valentine aja? Terus besok?”
“ Maksud kamu?”
“ Aku ganti baju dulu ya! Gak mungkinkan aku pergi kepesta dengan celana pendek plus kaos oblong, yang ada entar kamu malu lagi. Setelah berkata seperti itu Ratna pun masuk dan mengganti bajunya, tak berapa lama kemudian Ratna muncul dengan mengenakan gaun berwarna putih diatas lutut dan lengan 10cm, satu-satunya gaun yang ia miliki pemberian ibunya sewaktu ulang tahunnya yang ke-17, ia padukan dengan high hill yang sepadan dan tas mungil ditangannya. Ia pun menghampiri Ferry yang telah menunggunya. “ tarat…………aku siap!” katanya dengan sedikit agak malu
“ You are so beautiful”
“ thank’s a lot”
“ kita bisa pergi sekarang?” Ratna pun hanya mengangguk mendapat pertanyaan seperti itu. Sesampainya ditempat tujuan, sunguh banyak pasangan muda-mudi yang kelihatanya sangat bergembira sekali. Ferry pun mengajak Ratna untuk duduk dibangku yang berada tidak jauh dari yang lainnya. “ Na……….”
“ hem…….?”
“ kamu tahu gak, kalau malam ini akan menjadi malam yang sangat indah jika kamu mau menjadi soulmate ku”
“ what?”
“ Na…………” Ferry pun terdiam sejenak, ia menngambil nafas cukup dalam dan melanjutkan kata-katanya, “ Would you be my girl?!”
“ Are you sure?”
“ Yach………..” jawab Ferry pendek. Ratna pun terdiam untuk beberapa saat kemudian dia melihat kearah Ferry yang juga sedang melihatnya. Melihat tingkah Ratna seperti itu Ferry pun tak tahu apa jawaban yang akan diberikan Ratna padanya, ia pun bertanya sekali lagi.
“ I Love You?”
“ I think you know My answer” Ratna pun terdiam sejenak kemudian dia melanjutkan kata-katanya, “ I love you too” Ratna pun memberikan senyuman pada Ferry dan Ferry pun membalasnya, kemudian dia perlahan memegang jari-jemari tangan Ratna lalu menciumnya dan berkata, “ Iam happy now” Ratna pun kembali tersenyum mendengar kata-kata Ferry. Kini malam valentine bisa Ratna dapatkan dan rayakan bersama orang yang memang dia inginkan. Valentine untuk Ratna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar